Wednesday, February 11, 2015

Menguak Nuansa Afrika di Tanjung Belimbing

Selama ini masyarakat penggemar petualangan alam liar hanya mengenal Taman Nasional Baluran di Jawa Timur saja.Memang di Baluran kondisi geografisnya menyerupai kondisi alam liar di Afrika sana.Hamparan sabana terbentang luas dengan hewan hewan yang berkeliaran dengan bebas. Tentu Afrika tidak selalu identik dengan sabana,dibanyak tempat juga terbentang hutan tropis yang menyajikan nuansa petualangan liar bagi para petualang yang bernyali tinggi.

Setelah sebelumnya melalui blog ini juga,saya mengajak @aMrazing menyepi dari hiruk pikuk kesibukan dunia di Kepuluan Togean,Sulawesi Tengah serta mengungkap keunikan Pulau Menjangan di Buleleng,Bali,kali ini saya ingin mengajak berkunjung ke salah satu tempat di ujung Pulau Sumatera yang terkenal dengan alam liarnya,Taman Nasional Tanjung Belimbing.Berbeda dengan dua lokasi sebelumnya yang lebih banyak mengungkap keindahan dunia bawah laut,di Tambling -penduduk sekitar menyebutnya seperti itu- kehidupan hutan tropisnya yang masih alami serta kehidupan penduduk yang mendiaminya menarik untuk dipelajari.

Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) adalah hutan konservasi fauna liar dan flora seluas 45.000 hektare yang berlokasi di ujung selatan Pulau Sumatera dan merupakan bagian dari Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) seluas 365.000 hutan dan 14.082 hektare wilayah konservasi laut. Sejak tahun 1998 hingga tahun 2010,TWNC dijalankan,dikelola dan dibiayai oleh Yayasan Artha Graha melalui program go greennya.

Jumlah penduduk yang tinggal di kawasan TWNC sekitar 100 kepala keluarga,yang hidup berdampingan dengan hewan hewan liar.Hewan liar tersebut termasuk harimau sumatera yang dilindungi oleh pemerintah.Namun hingga kini belum ditemukan kasus harimau sumatera tersebut memangsa manusia.Menurut petugas di sana,hal itu karena kebutuhan hidup para harimau sumatera tersebut di hutan sudah tercukupi.Memang di kawasan hutan tersebut hidup berbagai macam hewan yang menjadi makanan harimau seperti rusa,kerbau,monyet serta babi hutan.





Sudah pasti kalau datang ke Tambling ini yang dilakukan adalah menjelajahi hutan.Seperti layaknya hutan pada umumnya,suara kicauan beraneka macam burung terdengar bersahutan di antara rerimbunan pepohonan hutan.Kadang kadang terdengar nyanyian riuh siamang sambil bergelantungan di dahan dahan pohon.Suasananya benar benar alami dan membuat betah pengujung TWNC menikmati beragam suara dari fauna yang ada di Tambling ini.Keberadaan semua hewan satwa ini terpelihara secara alami di kawasan TWNC.Agar kita tidak tersesat sewaktu menjelajahi kawasan Hutan Tambling ada baiknya kita mengajak warga sekitar kawasan Tambling yang sudah paham seluk beluk kawasan Tambling ini.

Berpetualang di Tambling ini dijamin seru dan mengasyikkan.Selain dapat menyaksikan kawasan hutan tropis yang masih alami,terdapat pula danau,padang rumput dan pantai dalam satu kawasan.Dengan luas 45.000 hektare, butuh waktu lebih dari sehari untuk mengeksplorasinya padahal TWNC ini hanya sebagian kecil saja dari bagian Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.Tapi kalau mau dipaksakan hanya sehari saja untuk menelusuri semuanya itu,masih bisa dilakukan.Siap siap saja dengan badan loyo setelahnya ...

Bersama dengan @aMrazing,saya ingin mengajak mengunjungi pusat penangkaran harimau sumatera.Di pusat penangkaran harimau ini,menampungberbagai harimau sumatera dari berbagai wilayah yang di Pulau Sumatera yang tertangkap jebakan pemburu maupun yang tertangkap oleh penduduk.Harimau-harimau tersebut di rawat dan diobati bila menderita sakit hingga sembuh dan siap dilepas kembali ke alam liar.Saya berharap @aMrazing mau menjadi duta penyelamat harimau sumatera yang sekarang ini diperkirakan berjumlah 300-400 ekor saja yang tersisa.Dengan menjadi duta penyelamat harimau,@aMrazing bisa mengkampanyekan tentang konservasi hewan langka yang masih tersisa di Pulau Sumatera ini.Sebagai puncak dari mata rantai ekosistem,keberadaan harimau sumatera ini penting bagi keberlangsungan ekosistem di kawasan tersebut.Melakukan penyuluhan kepada para penduduk yang tinggal di kawasan Tambling juga wajib dilakukan oleh @aMrazing sebagai duta penyelamat harimau sumatera.

Selain hewan harimau sumatera yang terancam punah,ada satwa lainnya juga yang perlu mendapatkan perhatian yaitu trenggiling dan penyu.Perburuan liar menjadi penyebabnya mengapa kedua satwa tersebut terancam kehidupannya.Menggalakkan kembali program reboisasi juga termasuk dalam misi yang harus di emban oleh @aMrazing.Illegal logging yang membabi buta menjadi penyebab terjadinya hutan gundul.Bila dibiarkan berlarut larut kehidupan satwa di kawasan Tambling terancam punah karena persediaan makanan menjadi berkurang.

Selain mengunjungi pusat penangkaran harimau sumatera,saya juga ingin mengajak @aMrazing untuk menikmati keindahan pantai di kawasan Taman nasional Belimbing ini.Karena jenis ombaknya tergolong besar, ciri khas ombak Samudera Hindia saya tidak akan mengajak @aMrazing untuk menyelam.Cukup berenang di tepian pantai saja sambil menikmati indahnya sunset yang dramatis.Selain itu kalau beruntung kita bisa melihat secara langsung ikan hiu yang berenang di tepian Samudera Hindia. Pemandangan langka...


Menengok Mercusuar Peninggalan Belanda

Masih di kawasan pantai Tanjung Belimbing terdapat sebuah menara mercusuar setinggi 70 meter yang dibangun pada tahun 1879 M oleh Raja Belanda Willem III.Ternyata mercusuar tersebut merupakan menara mercusuar tertinggi di Indonesia lho.Mercusuar ini berfungsi memberi peringatan kapal kapal yang lalu lalang di sekitar Selat Sunda dan Samudera Hindia.Di kawasan lalu lintas kapal laut yang cukup sibuk tersebut banyak terdapat benjolan karang yang sangat berbahaya bagi kapal yang melintas.Apabila ada kapal yang menabrak karang tersebut dipastikan kapal tersebut akan karam.

Uniknya mercusuar tersebut,saat ini hanya dijaga oleh satu orang saja.Tidak seperti mercusuar lainnya yang petugas jaganya selalu dirotasi bergantian setiap 3 bulan sekali,mercusuar di Tanjung Belimbing ini petugasnya tidak dirotasi.Apa sebabnya?Karena tidak ada petugas dari Direktorat Perhubungan Laut Departemen Perhubungan yang mau ditempatkan di Tanjung Belimbing. Alasannya lokasi tersebut angker.Hiii..serem.

Sekilas meski telah berusia 130 tahun lebih,mercusuar ini masih terawat dengan baik.Walaupun masih berdiri tegak,disarankan untuk tidak naik ke puncak mercusuar disebabkan kondisi mercusuar saat ini sudah dalam kondisi miring yang disebabkan oleh hantaman tsunami setinggi 50 meter sewaktu Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883 M.
 
Rute menuju ke Tanjung Belimbing

Menuju hutan tropis Tambling yang masih perawan saat ini sudah bukan masalah lagi.Tersedia jalur laut,udara dan darat.Untuk jalur udara memang memakan biaya yang tidak sedikit.Tidak banyak maskapai penerbangan yang melayani rute Jakarta-Lampung,alternatifnya menyewa pesawat carteran.Otomatis harga tiket pesawatnya harganya jelas berbeda dengan tiket pesawat reguler. Sementara untuk jalur laut,Tambling bisa diakses melalui kapal cepat dari Marina Ancol,Jakarta melewati Selat Sunda terus mengitari ujung selatan pulau Sumatera menuju ke sisi barat daya pulau tersebut.Waktu tempuh bila menggunakan kapal cepat sekitar 4 jam lamanya.Itu pun mengandung resiko di perjalanan,kapal harus berjuang keras melewati gelombang tinggi hasil dari pertemuan arus Selat Sunda dan Samudera Hindia.Jadi,nyaris tidak ada nelayan yang mau berlayar ke tempat tersebut.

Sedangkan jalur darat tidak kalah menantangnya dibanding jalur laut.Lebih sulit serta kondisi jalan yang belum baik.Backpacker yang menyukai tantangan sepertinya jalur darat ini lebih cocok di tempuh.Untuk akomodasi lainnya,jangan berharap disana akan ditemukan hotel berbintang dengan fasilitas wah.Jadi siap siap bawa perlengkapan tenda serta perlengkapan camping lainnya.

Dengan segala keunikan dan kelebihannya tersebut,tidak perlu jauh jauh pergi ke Afrika untuk menikmati petualangan alam liar,datanglah ke Taman Nasional Tanjung Belimbing.Dijamin andrenalin petualangamu akan terpuaskan.Apalagi kesana diajak sama @aMrazing.Mau sekali.



No comments: