Saya masih ingat betul sebelum tahun 2009,setiap menjelang tanggal 20 setiap bulannya untuk membayar tagihan listrik rumah harus antri berjam-jam di loket PLN. Tapi kondisi sekarang,antri bayar rekening listrik hampir tidak saya temui lagi. Seiring perbaikan manajemen internal PLN,sejak tahun 2009 mulai diterapkan sistem pengelolaan pembayaran rekening listrik secara terpusat yang oleh PLN disebut P2APST (Pengelolaan dan Pengawasan Arus Pendapatan Secara Terpusat).Sistem ini dibawah kendali Direktur Bisnis dan Manajemen Resiko PLN. Berkat adanya sistem tersebut, sekarang untuk membayar rekening listrik,saya tidak perlu antri lagi. Tersedia berbagai pilihan channel pembayaran,bisa di kantor pos,di konter pulsa pinggir jalan,di minimarket maupun di KUD. Tinggal pilih kita mau dimana membayarnya.
Dengan sistem P2APST tersebut memang memangkas jalur birokrasi berjenjang pembayaran rekening listrik. Di era sebelum P2APST diberlakukan,sistem pembayaran uang dibayarkan di loket ranting terlebih dahulu,baru disetorkan ke cabang, mampir ke wilayah,dan setelah terkumpul semua baru kemudian disetorkan ke pusat. Apalagi kalau pencatatan uang itu dilakukan secara manual dan transfer ke jenjang-jenjang berikutnya masih secara tradisional,tentu memakan waktu yang lama dan tidak efisien.Belum lagi adanya potensi kebocoran disetiap jenjangnya.
Sejak bulan Juli 2011,sistem P2APST diberlakukan secara nasional. Maka sejak bulan Juli tersebut, kalau ada orang di Maluku Utara, atau Nabire, atau Dompu yang hari ini membayar listrik, hari ini juga, jam ini juga, uangnya sudah sampai di Kantor Pusat PLN di Jakarta. Begitu juga di pedalaman pulau Kalimantan, warga di tengah hutan itu bisa membayar listrik di agen-agen pembayaran melalui sistem komputer dan uangnya langsung masuk ke sentral keuangan PLN. Maka sekarang ini, Direktur Keuangan PLN Pusat sudah bisa tahu persis berapa uang masuk setiap hari dari seluruh Indonesia. Tidak lagi tergantung dari laporan yang berjenjang itu.
Krisis Listrik yang mendera berbagai daerah di Luar Pulau Jawa,sejak tahun 2010 sudah mulai berangsur angsur dapat diatasi.Lima daerah yang dicap sebagai daerah penghasil energi batubara tetapi mengalami krisis listrik paling parah yaitu Riau, Sumsel, Kalsel, Kalteng, dan Kaltim sudah dapat diatasi dengan mendirikan pembangkit listrik disana.
Masih banyak lagi prestasi PLN yang berhasil dicapai dalam waktu singkat. PLN telah berhasil merubah paradigma yang sulit sulit bisa diatasi apalagi yang mudah tentunya sangat bisa diatasi.
Informasi Perhitungan Biaya Tagihan Listrik
Apa yang saya sampaikan diatas adalah pencapaian PLN dari sisi internal perusahaan. Nah,apakah para pelanggan PLN di tingkat paling bawah ikut merasakan perubahan PLN tersebut? Perubahan yang paling kentara yang dirasakan adalah kemudahan dalam membayar rekening listrik disetiap bulannya. Pelanggan sudah tidak perlu lagi harus datang ke loket PLN,kecuali pembayarannya sudah telat dan kWh meternya sudah disegel.Apa boleh buat harus mendatangi Loket PLN Cabang terdekat.
Terkait dengan rekening listrik yang setiap bulan kita bayarkan,tidak semua pelanggan PLN mengetahui bagaimana perhitungan biaya listrik yang kita pakai tersebut. Kita tahunya hanya nilai total rupiahnya saja yang tercetak pada struk pembayaran tagihan listrik.Yang saya sampaikan dibawah ini adalah untuk pelanggan listrik R1 450 W serta R1 900 W pascabayar yang prosentasenya terbesar diantara pelanggan PLN lainnya.Kebetulan saya memakai daya listriknya di 900 W.
Gmbr 1. Struk Pembayaran Tagihan Listrik
bln Agustus 2014 (dok.pri)
Gmbr 2. Lembar Informasi Tagihan Listrik bln Agustus
2014 (dok.pri)
Gmbr 3. Body email pemberitahuan tagihan
listrik (dok.pri)
Di lembar informasi tagihan listrik tersebut
diatas,sudah lebih detail keterangan biaya pemakaian
listriknya.Posisi stand meter beserta tanggal pengukurannya tertera
walaupun nilai selisih stand meternya tidak sekalian
disertakan.Memang di body email,selisih stand meter tersebut
disertakan.Untuk biaya pemakaian listrik yang terdiri dari biaya
beban,biaya LWBP (Luar Waktu Beban Puncak),biaya WBP (Waktu Beban
Puncak) serta Biaya Kvarh (khusus pelanggan industri) juga sudah
terperinci.
Pada alinea selanjutnya,akan saya jelaskan perhitungan
detail biaya pemakaian tenaga listriknya.
Berlanjut ke biaya PPJ (Pajak Penerangan Jalan),biaya
ini disetiap daerah berbeda beda nilainya, berkisar 3%-10%. Untuk
contohnya daerah saya,nilai PPJ-nya adalah 8% dari total pemakaian
tenaga listriknya.Biaya PPJ ini oleh PLN akan disetorkan ke kas
daerah dimana pelanggan berdomisili.Sayangnya prosentase biaya PPJ
ini juga tidak dicantumkan dalam e-newsletter PLN tersebut.
Bagaimana Menghitung Biaya Pemakaian Tenaga Listrik?
Tarif Dasar Listrik (TDL) untuk pelanggan R1 450W serta
R1 900W menggunakan perhitungan tarif TDL tahun 2010. PLN menggunakan
skema tarif yang dibagi dengan sistem blok. Tabel Tarif listriknya
sesuai dengan TDL 2010 adalah sebagai berikut:
Gmbr 4. TDL 2010 untuk pelanggan R1
Contoh perhitungan biaya Listrik pasca bayar
Sebagai contoh perhitungannya,saya gunakan kuitansi
seperti pada gambar 1 tersebut diatas. Dari
data diatas dapat kita hitung pemakaian biaya listriknya,sebagai
berikut:
- Biaya Beban (daya 900 VA = 0.9 kVa)Biaya Beban = daya yang digunakan X biaya (tarif) beban= 0.9 kVa X Rp 20.000/kVa= Rp 18.000,-
- Biaya pemakaianPemakaian total = stand meter akhir – stand meter awal= 5129 kWh – 5020 kWh= 109 kWh (sesuai dgn gmbr 3)
Tabel Biaya penggunaan
listrik per Blok
Blok
|
Pemakaian
(kWh)
|
Tarif pemakaian
(Rp)
|
Total Biaya
(Rp)
|
Blok I (0-20 Kwh)
|
20
|
275
|
5.500
|
Blok II (20-60 kWh)
|
40
|
445
|
17.800
|
Blok II (60-109 kWh)
|
49
|
495
|
24.255
|
Total pemakaian
|
47.555
|
- Biaya Pajak Penerangan Jalan (PPJ)PPJ = 8 % X (biaya beban + total biaya pemakaian)= 8 % X (Rp 18.000 + Rp 47.555)= 8 % X Rp 65.555=Rp 5.244
- Biaya materaiTotal biaya materai berdasarkan total biaya penggunaan listriknya. Total pemakaian kurang dari Rp 250.000 tidak ada biaya materai.Antara Rp 250.000 s/d Rp 1.000.000 terkena biaya materai Rp 3.000.Bila totalnya lebih dari Rp 1.000.000,biaya materainya menjadi Rp 6.000. Untuk contoh perhitungan ini karena jumlah totalnya masih dibawah Rp 250.000,jadi pembayaran ini tidak menggunakan materai.
- Total Tagihan listrik adalah= biaya beban + total biaya pemakaian + PPJ + biaya materai= Rp 18.000 + Rp 47.555 + Rp 5.244 + 0= Rp 70.799,- (cocok dengan jumlah tagihannya)
Hasilnya cocok khan? Dengan kita mengetahui perhitungan
biaya pemakaian listrik,setidaknya bila ada perubahan jumlah tagihan
yang tiba-tiba naik tajam,kita bisa melakukan perhitungan sendiri.
Bagi kebanyakan pelanggan listrik golongan rumah tangga
selama ini,biasanya tidak peduli dengan tetek bengek perhitungan
biaya pemakaian listriknya.Bisa disebabkan karena tidak tahu
bagaimana menghitungnya atau malas menghitungnya.Sosialisasi dari PLN
pun minim dilakukan,mungkin dianggap tidak penting sehingga cukup PLN
saja yang mengetahui perhitungannya.Wallahualam...
Nah,agar pelanggan tidak direpotkan lagi bila ingin
melakukan perhitungan sendiri pemakaian listriknya,ada baiknya PLN
membuatkan sebuah aplikasi perhitungan biaya listrik yang bisa
berjalan di platform semua sistem operasi smartphone.Untuk tahap awal
mungkin,di sistem Android dahulu yang diluncurkan.Aplikasi ini bisa
ditautkan ke dalam aplikasi “My PLN” yang pada alinea
selanjutnya akan saya jabarkan.
Sebenarnya tuntutan masyarakat kepada PLN itu simpel
saja.Tidak ada krisis listrik lagi,tidak ada pemadaman bergilir lagi
serta tegangan listriknya tidak naik turun .Selain itu masih banyak
lagi informasi-informasi yang perlu diketahui oleh masyarakat
pelanggan PLN.Informasi pemadaman, informasi perubahan
tarif,penambahan daya,informasi pelanggan baru serta masih banyak
lagi dilengkapi dengan prosedurnya yang sederhana dan tidak berbelit
belit.
Ide Aplikasi “My PLN” di SmartPhone
Ya,sosialisasi.Bagian penting dari kebijakan perusahaan
yang harus disampaikan ke publik.Selama ini PLN hanya melakukan
sosialisasi melalui media online (situs) maupun di media
sosial.Termasuk mengadakan lomba Blog
“Ideku Untuk PLN” ini. Untuk kegiatan offline,sudah jarang
terdengar gaungnya.
Terkait media sosialisasi tersebut, saya mempunyai ide
yang intinya PLN melakukan sosialisasi dengan methode jemput bola.
Media sosialisasinya adalah media online yang paling murah
ongkosnya,yaitu dengan memanfaatkan menjamurnya pangsa pasar pengguna
smartphone di Indonesia. Seperti kita ketahui bersama pertumbuhan
pengguna ponsel pintar di Indonesia menduduki peringkat 10 besar
dunia.Dengan didominasi sistem operasi besutan raksasa teknologi,
Google dengan Android-nya.
Memanfaatkan “booming” smartphone di Indonesia,PLN
bisa membuat aplikasi yang bisa berjalan di multi platform sistem
operasi ponsel. Jadi aplikasi tersebut bisa berjalan di
Android,Blackberry, iOS maupun Windows Phone.Untuk tahap
awal,aplikasi ini berjalan di platform Android terlebih
dahulu.Mungkin untuk persyaratan sistem operasi ponselnya minimal
yang sudah bersistem operasi sekelas dengan Android Ice Cream
Sandwich (ICS) keatas. Ada baiknya kita beri nama dulu nama aplikasi
tersebut,bagaimana kalau namanya “My PLN”?
Dibawah ini ilustrasi dari aplikasi “My PLN”
tersebut,mengadopsi aplikasi dari salah satu bank nasional terbesar
di Indonesia, MandiriFiestaPoin.
Ilustrasi Tampilan awal dari Aplikasi My
PLN
(dok.pri adopsi mandirifiestapoin apps)
Dapat saya sampaikan penjelasan dari aplikasi “My
PLN” tersebut.Setelah aplikasi terinstall di smartphone
pelanggan, jika pelanggan belum login,menu pelanggan pasca bayar,menu
pelanggan prabayar,menu kantor pelayanan PLN terdekat serta menu
channel pengaduan tidak dapat diakses.Jadi pelanggan PLN harus login
terlebih dahulu untuk bisa mengakses ke 4 menu tersebut diatas.Terus
bagaimana pelanggan PLN dapat melakukan pendaftaran (sign up) untuk
dapat masuk kedalam aplikasi “My PLN” tersebut? Jawabannya
bisa dilihat di ilustrasi dibawah ini.
Ilustrasi
Login Pelanggan My PLN.
(dok.pri adopsi
mandirifiestapoin apps)
Sebenarnya untuk nomor ID Pelanggan ini,akan lebih
sederhana bila disamakan dengan NIK KTP yang dikeluarkan oleh Dinas
Kependudukan dan Cataan Sipil daerah setempat. Toh,NIK ini bersifat
melekat seumur hidup,jadi PLN cukup meminta izin akses database NIK
tersebut.Ada beberapa keuntungan bila nomor ID pelanggan sana dengan
NIK KTP ini.Pelanggan cukup menyebutkan nomor NIK-nya bila sedang
berurusan dengan PLN. Pasang baru,bayar tagihan listrik,tambah
daya,laporan gangguan cukup menggunakan NIK KTP tersebut.Simple dan
sederhana khan!. Dan ikut mendukung program pemerintah tentang
penggunaan identitas tunggal (single identity).
Kembali ke aplikasi My PLN.
Pelanggan harus
melakukan pendaftaran terlebih dahulu dengan menyebutkan ID pelanggan
atau NIK KTP (kalau setuju dengan usulan saya tersebut diatas).Ini
sifatnya harus alias wajib.Seperti menu untuk pendaftaran aplikasi
lainnya,pelanggan bisa menentukan username,penggantian password dan
alamat email.Setelah selesai,pelanggan harus memverifikasi terlebih
dahulu pendaftarannya tersebut.Tautan verifikasi dikirimkan ke email
pelanggan dan harus di klik untuk mengaktifkannya.
Setelah keanggotan pelanggan aktif,pelanggan dapat
melakukan login (masuk) ke aplikasi “My PLN” ini.Pelanggan
harus merubah foto profil dirinya beserta data kelengkapannya.Ada
alamat pelanggan,no telepon serta penggantian passwordnya.Sedangkan
tarif/daya yang terpasang di rumah pelanggan langsung secara otomatis
muncul di profil pelanggan tersebut.Selain itu pelanggan langsung
diketahui apakah masuk pelanggan paska bayar atau pelanggan
prabayar.Sehingga menu pelanggan mana yang aktif bisa dilihat dari
nomor ID pelanggan yang digunakan untuk melakukan login ke aplikasi
“My PLN” ini.
Untuk menu running text-nya bisa diisi dengan berbagai
informasi tentang kebijakan PLN.Tentang kegiatan/aktivitas maupun
promo-promo PLN,informasi perubahan tarif listrik serta informasi
pemadaman juga bisa ditampilkan di menu ini.
Sedangkan untuk menu pelanggan Pasca bayar berisi
tentang informasi tagihan listrik bulan berjalan serta tanggal
pembayarannya.Sejarah pembayaran tagihan listrik pelanggan juga bisa
ditampilkan.Lebih baik lagi bila ada perhitungan sederhana tentang
biaya listrik kita dapat ditampilkan.Tentu bila ada kekeliruan
perhitungannya,kita dapat langsung melaporkannya ke PLN segera. Bila
kita ingin membayar tagihan biaya listrik melalui transfer
online,tautan internet banking juga perlu ditambahkan di menu
ini.Disusul dengan konfirmasi pembayaran rekening listrik lewat
internet bangking juga dapat ditampilkan.Jadi pelanggan tidak perlu
keluar rumah untuk melakukan pembayaran tagihan listriknya.Cukup
lewat aplikasi “My PLN” ini.
Untuk menu pelanggan prabayar,berisi informasi
pembelian token listrik pelanggan lengkap dengan tanggal
pembeliannya.Sejarah pembelian pulsa listriknya pun juga ditampilkan
di menu ini.Selain itu disediakan tautan ke internet bangking agar
pelanggan pra bayar dapat membeli token listriknya.Pelanggan prabayar
juga dapat mengecek sendiri pembelian token listriknya apakah sudah
masuk atau belum melalui menu pelanggan pra bayar ini.Jadi ada
kepastian dan pelanggan tidak disibukkan dengan melakukan komplain ke
contact centernya PLN bila pulsa tokennya kebetulan “nyangkut”
entah dimana.
Apabila 2 menu pelanggan ini dapat berjalan
sempurna,penggunaan kertas struk pembayaran akan berkurang secara
signifikan.Secara tidak langsung PLN ikut mendukung gerakan
pelestarian hutan dari penebangan kayu untuk pembuatan kertas.Selain
itu dengan adanya sejarah biaya pemakaian listriknya yang bisa
dilihat setiap saat,pelanggan PLN dapat menganalisa serta dapat
menentukan penghematan pemakaian listriknya.Beda dengan sekarang
ini,kebanyakan pelanggan tidak peduli dengan struk pembayaran
listriknya.Padahal dari struk tersebut kita bisa belajar cara
penghematan pemakaian listriknya.
Menu lokasi cabang PLN terdekat membantu pelanggan yang
kebetulan sedang berada di luar kota dan ada keperluan dengan PLN
seperti adanya gangguan layanan listrik di rumah,sementara di rumah
tidak ada penghuninya.Dengan bantuan teknologi pemetaan ala Google
Maps,lokasi cabang terdekat dari posisi pelanggan berada akan
langsung terdeteksi.Sedangkan menu pelayanan pengaduan,sifatnya hanya
bersifat informasi saja.Kalau menu ini bersifat interaktif
dikhawatirkan ada pelanggan yang berbuat iseng dengan melaporkan
kepada PLN hal yang tidak benar.
Untuk lebih mengetahui berbagai aktivitas PLN,media
sosial seperti facebook dan twitter layak dimasukkan dalam aplikasi
“My PLN” ini.Selain pelanggan lebih update mengetahui
berbagai hal tentang PLN,sosial media juga berfungsi mendekatkan PLN
dengan para pelanggannya.Untuk sosialisasi aplikasi “My PLN”
ini saya kira bisa menggunakan media online (situs resmi PLN) maupun
media massa,grup-grup diskusi/milis,blog maupun spanduk yang dipasang
di setiap kantor cabang PLN.
Kesimpulan
Era keterbukaan sudah saatnya diterapkan oleh PLN.Tuntutan dari para pelanggan setianya yang meningkat setiap tahunnya menjadi kewajiban PLN untuk mewujudkannya.Sebenarnya tuntutan masyarakat kita terhadap kualitas listrik produksi PLN ini tidak banyak.Jangan banyak melakukan pemadaman listrik lagi secara tiba-tiba,apalagi tanpa ada pemberitahuan.
Sistem P2APST memang telah membuat PLN bisa disejajarkan dengan perusahaan listrik dari negara lainnya. Akan tetapi pelayanan kepada pelanggan setianya juga harus diperhatikan.Dan aplikasi “My PLN” ini salah satu ide untuk menjembatani keinginan pelanggan dengan PLN yang beraneka ragam.Kedekatan secara personal antara pihak pelanggan dan PLN dengan hadirnya aplikasi “My PLN” ini,akan memudahkan PLN dalam mensosialisasikan berbagai program PLN langsung kepada pelanggannya tanpa adanya sekat/pembatas/perantara lagi. Semoga kedepannya PLN akan semakin berkembang lebih maju lagi sehingga dapat menyaingi perusahaan listrik dari negara tetangga.Tersedianya listrik yang melimpah di dalam negeri menjadi titik awal kemajuan ekonomi Indonesia naik peringkat ke negara maju.Semoga Bermanfaat.
No comments:
Post a Comment