Pulau Lombok yang terletak di sebelah timur Pulau Dewata Bali,siapa sih orang Indonesia yang tidak mengenalnya. Awalnya
saya pun belum mengetahui ada tempat wisata yang eksotik di Pulau Lombok
seperti tempat wisata pantai maupun budaya yang ada di Pulau
Bali.Tanggal 11 Oktober 2014 kemarin sewaktu saya berada di Bali,saya
bertemu dengan teman lama yang kebetulan bekerja di Bali.Sebut saja
namanya Pak Nugroho.Sebelumnya Pak Nugroho ini bekerja selama 8
tahunan disebuah industri furnitur di daerah Berbah,Yogyakarta satu
kantor dengan istri saya.Dengan posisi sebagai QC buyer,pak Nugroho
ini mempunyai tanggung jawab mengecek produk akhir sebelum di kemas
dan dikirimkan kepada pembeli yang berada di luar negeri.
Bertemu dgn Pak Nugroho disebuah hotel di dekat bandara Ngurah
Rai,Bali (dok.pri)
Dua
tahun terakhir ini,pak Nugroho bekerja di Pulau Bali dengan posisi
juga sama hanya berbeda obyek yang diperiksanya saja.Kalau dahulu
tugasnya mengecek produk furnitur,sekarang berganti mengecek produk
produk kerajinan tangan (handycraft) khas Bali di berbagai sentra
kerajinan di Bali.Pangsa pasarnya sebagian besar di ekspor ke luar
negeri.Nah,ternyata tidak semua produk kerajinan tangan tersebut
dihasilkan oleh pengrajin di Bali,ada juga yang dihasilkan oleh
pengrajin di luar Bali terutama pengrajin dari Pulau Lombok.
Jadi
setiap 2 minggu sekali pak Nugroho ini terbang ke Pulau Lombok untuk
mengunjungi para perajin serta melakukan pengecekan kualitas produk
seperti standar yang diharapkan konsumen luar negerinya.Sewaktu
bertemu saya di sebuah hotel di Bali tersebut,Pak Nugroho juga
bercerita tentang keindahan alam terutama keindahan pantai yang ada
di Pulau Lombok.Beliau menceritakan bahwa pantai di pulau Lombok
kebanyakan masih alami,natural alias masih perawan.Belum banyak
perubahan serta campur tangan investor dalam mengelola pantai
tersebut.Dasar otak saya yang selalu tertarik dengan segala hal yang
berbau alami,segera saya menanyakan serta meminta foto tentang pantai
pantai yang ada di pulau Lombok tersebut.Lewat aplikasi
BBM,meluncurlah 3 foto pantai yang terlihat airnya biru,pantainya
juga bersih, pasirnya lembut,ombak lautnya terlihat tenang dan
kondisinya masih alami cocok seperti yang diceritakan Pak Nugroho
tersebut.
Pantai
pertama yang diceritakan pak Nugroho ini adalah Pantai Selong
Belanak.Pertama kali mendengar nama pantainya tersebut agak kesulitan
untuk sekedar mengingat ingat namanya.Maklum baru pertama kali
mendengar ada nama pantai Selong Belanak di Pulau Lombok.Tahunya
hanya Pantai Senggigi saja.
Pantai
Selong Belanak (dok.Pak Nugroho)
Menurut
penuturan dari Pak Nugroho,Pantai Selong Belanak ini berada di Lombok
Tengah tepatnya berada di Desa Selong Belanak,Kecamatan Praya.Dapat
ditempuh dengan lama perjalanan sekitar 2 jam dari bandara
Internasional Lombok.Kondisi jalan menuju ke lokasi Pantai Selong
Belanak ini masih murni alias belum diaspal.Selain itu kondisi
jalannya juga berliku liku dan naik turun,persis seperti rute jalan
menuju ke Pantai Baron di GunungKidul,Yogyakarta.Dari atas bukit di
pinggir pantai,kita dapat menyaksikan pemukiman pemukiman penduduk
sekitar pantai yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan tradisional
dengan bentuk rumah yang masih sangat sederhana.Benar benar masih
perawan pantai ini.....
Dari
foto diatas terlihat kondisi pantai Selong Belanak ini,yang memiliki
hamparan air laut yang berwarna bening biru kehijauan dan hamparan
pasir putihnya yang sangat lembut terbentang luas di sepanjang
pesisir pantai. Kelembutan pasir putih yang dimiliki Pantai Selong
Belanak ini akan bisa kita rasakan di kaki jika kita berjalan
menyusuri pantai tanpa alas kaki.Selain pasir putihnya yang terasa
lembut di kaki,Pantai Selong Belanak ini juga memiliki dasar pantai
yang berpasir sangat lembut dan tidak seperti pantai-pantai lainnya
yang memiliki dasar pantai yang berbatu karang.Dengan
kondisi alamnya yang masih alami,suasana pantainya yang masih
sepi,yang hanya terdengar deburan ombak dan tiupan angin laut,alam
bawah sadar saya pun melayang membayangkan betapa nikmatnya berdiam
diri di Pantai Selong Belanak ini.Cocok untuk menenangkan diri keluar
dari keramaian dan kebisingan hidup di kota.
Foto
pantai yang kedua yang diberikan kepada saya adalah foto pantai
Tanjung Aan.
Salah satu sisi Pantai
Tanjung Aan (dok.Pak Nugroho)
Sisi lainnya Pantai
Tanjung Aan (dok.Pak Nugroho)
Gimana lihat foto kedua pantai diatas?Keren khan.Kondisi Pantai
Tanjung Aan ini sendiri saat ini sudah mulai dibanjiri para
pengunjung baik wisatawan domestik maupun wisatawan
mancanegara.Lokasi pantai ini berada di 75 kilometer arah selatan
kota Mataram.Jadi pantai Tanjung Aan ini langsung menghadap ke
Samudera Hindia.Tidak seperti pantai-pantai lainnya di berbagai
lokasi yang menghadap langsung Samudera Hindia yang biasanya berombak
besar,di Pantai Tanjung Aan ini ombaknya tidak terlalu besar,relatif
tenang serta memiliki kedalaman yang relatif dangkal.Karena berlokasi
di teluk sehingga Pantai Tanjung Aan ini memiliki kelebihan ombaknya
yang realtif tenang tersebut.Selain itu pasir di Pantai Tanjung Aan
berbeda dengan pasir di pantai pantai lainnya di wilayah Lombok.Pasir
yang ada di Pantai Tanjung Aan ini memiliki butiran butiran bulat
seperti merica.Eksotik sekali khan pantainya...
Ada satu mitos
yang sampai saat ini masih dipercaya masyarakat di sekitar Pantai
Tanjung Aan ini.Mitos ini berhubungan dengan asal mula menu kuliner
khas dari Pantai Tanjung Aan ini,yaitu
sejenis cacing
laut.Disebutkan dahulu kala,terdapat seorang puteri yang bernama
Puteri Mandalika. Puteri ini sangat cantik jelita yang membuat banyak
pangeran ingin mempersuntingnya. Nah,karena tidak tahan dengan
kejaran salah satu pangeran yang “ngebet” ingin mempersunting
sang Puteri,melompatlah sang Puteri dari atas bukit,terjun ke
laut.Selanjutnya oleh masyarakat sekitar,sang Puteri tersebut
dinyakini berubah wujud (ber-reinkarnasi) menjadi “Nyale” atau
cacing laut.Nyale ini yang sekarang menjadi bahan beberapa jenis
masakan lokal masyarakat di sekitar Pantai Tanjung Aan ini.Setiap
bulan Februari setahun sekali,masyarakat pantai Tanjung Aan ini
menyelenggarakan ritual untuk menghormati Puteri Mandalika tersebut
yang terkenal dengan ritual “Bau Nyale”.Dengan adanya
ritual rutin setiap tahunnya ini,banyak mengundang kedatangan
wisatawan domestik dan mancanegara pada bulan Februari.Kearifan lokal
yang patut dilestarikan oleh kita semua.
Tidak terlalu
jauh posisinya dari Pantai Tanjung Aan ini,ada sebuah pantai yang
namanya mirip dengan pantai yang terkenal di Pulau Bali,namanya
Pantai Kuta.Berjarak 3 kilometer ke timur dari Pantai Tanjung Aan
ini,Pantai Kuta Lombok ini menyuguhkan panorama pantai yang
menakjubkan.Dengan memiliki garis panjang pantai sepanjang 7.2
kilometer,serta memiliki hamparan pasir yang putih dan bersih dan
kontur pantai yang lebih bergeombang niscaya kita akan terpana dengan
keindahan dari pantai Kuta Lombok ini.Tidak kalah dengan keindahan
dari pantai Kuta yang ada di Bali.Lokasi pantai Kuta ini berada di
Desa Kuta,Kecamatan Pujut,Kabupaten Lombok Tengah.Dari Mataram,Pantai
Kuta ini berjarak 72 kilometer arah tenggara dan dapat dicapai dengan
waktu tempuh selama sekitar 90 menit saja.Di sebelah barat Pantai
Kuta terdapat bukit yang dinamai Bukit Mandalika.Asal muasal nama
bukit tersebut berdasarkan mitos yang saya sampaikan diatas.
Keindahan
Pantai Kuta Lombok (dok.lombokindonesia.org)
Pantai Kuta
Lombok ini segaris dengan Pantai Tanjung Aan.Sama sama langsung
menghadap ke Samudera Hindia,ombak di Pantai Kuta lebih besar
daripada ombak di Pantai Tanjung Aan.Karena posisi Pantai Kuta tidak
berada di sebuah teluk.Walaupun begitu kedua pantai ini ,Pantai Kuta
dan Pantai Tanjung Aan,cocok untuk kegiatan snorkling maupun
berselancar.Atau hanya bermain main pasir di pinggir pantai pun,kita
akan dapat melihat pemandangan matahari tenggelam yang sangat indah
sekali.Anugerah dari Tuhan yang harus selalu kita syukuri selalu.
Ternyata
keindahan pantai pantai yang ada di Pulau lombok tidak hanya 3 pantai
itu saja.Masih banyak lagi pantai pantai yang masih asri,alami dengan
ombak lautnya yang tenang serta masyarakat sekitarnya yang masih
tradisional.Masih di sekitar pantai Kuta Lombok,ada pantai yang
segaris dengannya yang juga menyuguhkan pemandangan bawah laut yang
menakjubkan serta ombak lautnya yaang cantik.Pantai Seger tempatnya.
Pantai Seger
Lombok (dok.lombokindonesia.org)
Lokasi Pantai
Seger ini hanya berjarak 2 kilomerter arah timur dari Pantai Kuta
Lombok.Menurut beberapa wisatawan yang sudah berkunjung kesana,Pantai
Seger ini paling cocok untuk kegiatan snorkling dan berenang maupun
surfing.Selain itu tradisi ritual “Bau Nyale” pun masih
dilestarikan oleh nelayan Pantai Seger ini.Tidak hanya menonton
saja,para wisatawan pun bisa ikut bergabung dalam acara peburuan
cacing laut serta bisa mencicipi hasil tangkapan kita yang sudah
diolah. Mengasyikkan dan menjadi pengalaman yang jarang ditemui di
pantai pantai lainnya.
Budaya Unik
Masyarakat Pulau Lombok
Selain
mempunyai beragam pesona pantai yang menakjubkan,Pulau Lombok juga
mempunyai budaya kearifan lokal masyarakatnya yang unik dan masih
lestari hingga saat ini.Suku asli yang menempati Pulau Lombok saat
ini adalah suku Sasak.Ada 2 tempat di Lombok yang dihuni penduduk
asli suku Sasak yang masih melestarikan tradisi ada isitiadat Suku
Sasak,yaitu Desa Sade Rembitan serta Desa Adat Segenter.
Desa
Adat Sade Rembitan berada di daerah
Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah ini hanya berjarak
30 km dari Mataram, Lombok. Terletak persis di samping jalan raya
Praya-Kuta. Dari Bandara Internasional Lombok, desa ini bisa ditempuh
cukup dalam 20 menit dengan kendaraan bermotor. Desa ini merupakan
desa perkampungan suku Sasak yang merupakan suku asli masyarakat
Lombok. Karena letaknya yang dekat dengan akses jalan raya,Desa Sade
Rembitan ini cukup terkenal dikalangan para wisatawan.
Sudah
menjadi tradisi,bila ada tamu yang berkunjung ke Desa Sade Rembitan
ini akan disambut dengan sejumlah tarian khas Sasak.Tari Gendang
gelik namanya, duo penabuh gendang dan iringan musik tradisional
bersamaan seolah memberi salam, selamat datang.
Gapura selamat datang di Desa Sade Rembitan
Selain
itu akan dipentaskan juga tari yang menjadi ikon dari kesenian khas
Suku Sasak yaitu tari Paresean.Tari ini sebagai persembahan dalam
menyambut tamu serta jadi bagian dalam berbagai festival dan acara
adat.Pertunjukan tari Parasean ini sangat unik walaupun diwarnai
dengan unsur kekerasan. Pemainnya memakai pakaian tradisional suku
Sasak dengan udeng dan bertelanjang dada. Menggunakan
pecutan atau rotan dan perisai sebagai pelindung yang terbuat dari
kulit kerbau tebal yang biasa disebut Ende, para penari Parasean ini
akan adu kekuatan dan ketangkasan di tengah lingkaran manusia.
Pemenang dalam Parasean ini ditentukan dengan 2 cara, yaitu ketika
salah satu dari anggota badan pemain berdarah, maka pertarungan
dianggap selesai dan pemain yang tidak mengeluarkan darah dianggap
sebagai pemenang. Dan yang kedua apabila pemain bisa sama-sama
bertahan dalam beberapa ronde, pemenangnya akan ditentukan
berdasarkan nilai tertinggi selama pertarungan dilaksanakan oleh
wasit.
Walaupun
penuh dengan unsur kekerasan, Tari Parasean hingga kini masih tetap
dilestarikan karena dibalik itu ada tujuan untuk menjalin tali
silaturahmi, persahabatan dan sportifitas. Para pemain tidak menaruh
dendam diluar pertarungan karena filosofi dari tradisi ini yaitu
bukan mencari lawan melainkan mencari teman atau saudara.
Desa
Sade Rembitan ini mempunyai luas
5500 m2 ini terdiri dari 150 rumah yang dapat menampung sekitar 700
orang. Karena lokasi yang sangat terbatas,bila ada keluarga baru maka
dia harus keluar dari Desa Sade Rembitan sehingga jumlah rumah di
desa ini selalu tetap. Ada budaya unik di desa ini, salah satunya
masalah pernikahan. Pada umumnya, calon mempelai pria dan wanita
masih bersaudara dan berasal dari desa ini juga alias satu suku.
Sebenarnya tidak dilarang jika menikah dengan orang dari luar desa,
namun maharnya lebih mahal, bisa sampai 2-3 ekor kerbau. Oya, tradisi
paling unik lainnya adalah sang pria harus bisa menculik sang wanita
untuk dinikahi alias kawin lari tanpa sepengetahuan orang tuanya.
Kalau sang pria sudah berhasil menculik sang wanita, pihak orang tua
wanita harus mau menikahkan anak gadisnya dengan lelaki penculik.
Rumah
adat suku Sasak ini berdinding dari anyaman bambu dengan disangga
beberapa pilar yang terbuat dari bambu juga. Untuk menjaga agar
lantai rumahnya tetap kuat dan tahan lama serta tidak lembab,
masyarakat suku Sasak sering mengolesi lantai rumah mereka dengan
kotoran sapi/kerbau. Tentu saja, ada prosedur yang memang harus
dilakukan sebelum “perawatan”
lantai rumah tinggal suku Sasak ini agar tidak berbau tentunya.
Selain melihat rumah adat suku Sasak di Desa Adat Sade rembitan
ini,kita bisa melihat langsung proses pembuatan kain tenun Sasak.
Mulai dari pemintalan benang hingga pewarnaannya semua bisa dilihat
disini.
Kearifan
lokal khas Suku Sasak di Desa Sade Rembitan ini harus tetap
dilestarikan agar semakin menambah khazanah budaya Indonesia.Serta
mampu bertahan ditengah derasnya arus modernisasi.
Desa
Adat lainnya,Desa Adat Segenter berada di sisi utara Pulau
Lombok.Dibanding dengan Desa Adat Sade Rembitan,kondisi Desa Adat
Segenter saat ini dalam kondisi memprihatinkan.Keaslian Suku Sasak
sudah mulai memudar seiring semakin derasnya arus globalisasi
informasi.
Untuk
memasuki desa Adat Segenter ini hanya bisa melalui 1 pintu
saja.Dengan luas wilayah 3 hektar,Desa Adat Segenter ini dikelilingi
oleh pagar. Di
Desa Segenter, biasanya satu generasi mendirikan rumah dalam satu
area. Rumah orang tua berada di sisi Timur, sedangkan anak-anak
menempati rumah yang terletak di depan rumah orang tua (di sisi
Barat). Kedua rumah ini saling berhadapan dengan pemisah sebuah
Berugak ditengah-tengahnya. Berugak tersebut dibangun dengan ukuran
sekitar 4×6 Meter, yang difungsikan sebagai tempat untuk
bercengkrama antara orang tua dengan anak. Serta menjadi tempat untuk
belajar bersama, dan juga menerima tamu.
Jika suatu keluarga memiliki lebih dari satu anak,
maka si adik akan menempati rumah di sebelah kiri(sebelah Utara)
rumah sang kakak. Sedangkan lumbung akan ditempatkan pada tempat yang
memungkinkan.
Desa Adat Segenter
(Dok.lombokindonesia.org)
Terhitung sekitar 81 rumah yang ada di Desa
Adat Segenter ini, yang ditinggali oleh 101 keluarga.
Rumah-rumah tradisional tersebut sekarang sedang berada dalam kondisi
yang memprihatinkan, karena minimnya dana untuk perawatan. Dindingnya
masih berdiri, namun sudah terlihat usang. Atapnya pun sudah mulai
rapuh. Beberapa keluarga sudah mulai mengumpulkan dan menyimpan
ilalang, namun belum mengganti ilalang yang ada di atap. Biasanya
atap ilalang diganti setiap 12 atau 13 tahun sekali.Peran serta
Pemerintah Daerah dalam melestarikan keberadaan Desa Adat Segenter
sangat diperlukan.Sangat disayangkan kalau dibiarkan hingga punah....
Untuk mencapai pulau Lombok saaat ini yang paling cepat
adalah dengan menggunakan angkutan udara.Selain itu di Lombok sudah
ada bandara internasional,otomatis Lombok dapat dicapai melalui
penerbangan dari bandara di berbagai kota besar di Indonesia.Kalau
dari Jakarta biasanya memakan waktu 4 jam penerbangan,sedangkan kalau
dari Surabaya hanya 2 jam saja.Apabila transit di Denpasar hanya
dibutuhkan waktu 20 menit saja terbang menuju ke Lombok.Relatif
singkat.
Mengunjungi semua pesona wisata yang ada Pulau Lombok
tidak akan selesai dalam waktu 1-2 hari. Saya yang hanya mendapatkan
informasi dari mulut ke mulut saja tertarik datang ke Lombok.Tertarik
dengan eksotiknya pantai disana serta sambutan dari masyarakatnya
yang guyub rukun.Suatu hal yang jarang ditemui di kota besar. Wah
harus mulai menabung dari sekarang nih....
Masih banyak lagi tempat wisata baik pantai maupun
cagar budaya yang layak diangkat dan dipromosikan bagi pemangku
kepentingan yang ada di Lombok.Pesona keharmonisan dan kerukunan
antar umat beragama di Pura Lingsar juga layak dijadikan rujukan
tempat wisata religius.Dengan lokasi yang dekat dengan Pulau
Bali,pesona wisata di Lombok di era dunia digital ini akan semakin
maju tanpa masyarakatnya meninggalkan adat istiadatnya yang
adiluhung.Kalau Pulau Bali terkenal dengan Pulau Dewata-nya,suatu
saat Pulau Lombok akan terkenal dengan Pulau Surga.
Liburan Ke Lombok Yuk....