Setelah
saya jejali dengan berbagai pengetahuan tentang investasi,tak dinyana
di pertengahan tahun 2008 yang lalu,istri saya meminta ijin untuk
membeli polis asuransi yang kebetulan dikelola oleh PT Sunlife
Financial Indonesia.Penawaran asuransi tersebut dilakukan oleh teman
istri saya dengan penawaran yang cukup menggiurkan.Cukup membayar
premi selama 8 tahun serta uang premi yang kita setorkan bisa diambil
kembali oleh pemilik polis.Saya yang tentu saja berkewajiban memenuhi
nafkah istri pun harus menimbang berbagai hal dan tentu saja harus
berhitung cermat untuk membayar preminya.
Sebagai
dasar perhitungan saya adalah umur anak saya yang pertama pada tahun
2008 baru berumur 3 tahun,sehingga pada tahun 2015 saat pembayaran
premi istri saya yang terakhir anak saya sudah berumur 10 tahun.Sudah
kelas 4 SD tentunya.Beban biaya pendidikan belum terlalu berat,karena
bersekolah di SD Negeri. Sehingga begitu lunas pembayaran premi
asuransi tersebut,konsentrasi pengelolaan investasi keuangan keluarga
akan saya alihkan ke produk investasi lainnya.Yah,mengikuti apa kata
pakar perencana keuangan,jangan menaruh telur dalam satu keranjang.
Pertimbangan
lainnya mengapa akhirnya memilih produk asuransi dari Sun Life
Financial Indonesia adalah reputasi (brand image) dari Sun Life yang
merupakan perusahaan penyedia layanan jasa keuangan internasional
terkemuka.Sun Life Financial sudah mempunyai cabang yang beroperasi
diberbagai pasar utama di seluruh dunia seperti Kanada,Amerika
Serikat,Inggris,Irlandia,Hong Kong,Filipina, Jepang, Indonesia,
India, Tiongkok, Australia, Singapura, Vietnam,Malaysia dan Bermuda.
Terbukti hingga per 31 Desember 2013,grup perusahaan Sun Life
Financial mempunyai total dana kelolaan senilai CDN 640 miliar
(dollar Canada). Selain itu saham Sun Life Financial Inc. sudah
diperdagangkan di bursa saham Toronto (TSX),New York (NYSE) serta di
Filipina (PSE) dengan kode saham SLF.
Rating
kekuatan Finansial per 2 Agustus 2013 pun cukup menyakinkan dengan
mendapatkan nilai AA- (Very Strong) dari lembaga Standard &
Poor's, peringkat nilai Aa3 (Excellent) dari Moody's serta peringkat
nilai A+ (Superior) dari A.M Best.
Khusus
untuk Sun Life Financial indonesia yang merupakan anak usaha yang
sepenuhnya dimiliki oleh Sun Life Financial, telah hadir di Indonesia
sejak tahun 1995.Per tanggal 31 Desember 2013 Risk Base Capital (RBC)
Sun Life mencapai 644%, jauh diatas persyaratan pemerintah yaitu 120
% dengan total aset sebesar Rp 5.17 Trilliun.Dengan didukung 58
kantor penjualan di 32 kota diseluruh Indonesia,Sun Life menawarkan
berbagai macam produk asuransi seperti asuransi pendidikan,asuransi
kesehatan, perencanaan hari tua,proteksi hingga investasi.
Yang
juga menjadi perhatian saya selanjutnya dalam memenuhi permintaan
istri saya tersebut diatas adalah kenyataan,berdasarkan statistik
juga, menunjukkan bahwa rata rata umur wanita lebih panjang daripada
kaum laki laki. Lebih jauh lagi kalau diperhatikan rekor manusia
tertua juga lebih banyak dipegang oleh kaum hawa. Ini artinya
perempuan lebih memiliki masa pensiun yang lebih panjang daripada
laki laki. Jika seorang laki laki dan perempuan pensiun berbarengan
pada usia yang sama dan dengan standar hidup yang sama,maka perempuan
tadi akan lebih banyak membutuhkan dana pensiun daripada laki laki.
Selain
umur yang lebih panjang, statistik juga membuktikan bahwa perempuan
memiliki kondisi yang lebih rentan terhadap sakit. Berbagai penyakit
yang “menyeramkan”
dewasa ini banyak menyerang kaum perempuan,seperti kanker payudara
dan kanker rahim. Padahal sampai saat ini penyakit yang mematikan
yang akrab dengan meyerang kaum hawa tersebut belum diketemukan
obatnya.
Dengan
riskannya kesehatan kaum hawa,nilai premi asuransi kesehatan antara
perempuan dan laki laki pun berbeda. Coba anda bayangkan tabel premi
asuransi kesehatan,biasanya premi untuk perempuan lebih mahal
daripada premi asuransi untuk laki laki.Ini menjadi salah satu bukti
yang menunjukkan bahwa biaya kesehatan perempuan rata rata kebih
besar daripada laki laki.
Satu
alasan lagi kenapa saya mendukung istri membeli polis asuransi Sun
Life adalah karena berdasarkan pengalaman di lapangan, perempuan
biasanya mendapatkan gaji yang lebih kecil dibandingkan laki laki
untuk posisi yang sama. Walaupun ini tidak semua intitusi bisnis
menerapkan aturan tersebut. Sudah lumrah di negara manapun,gaji laki
laki relatif lebih tinggi dibandingkan dengan gaji
perempuan.Perbedaannya laki laki mendapatkan tunjangan keluarga
dimana gaji yang dibawa pulang adalah untuk seluruh keluarga.
Sedangkan perempuan tidak mendapatkan tunjangan keluarga dimana
gajinya adalah tambahan bagi keluarganya dan dianggap tidak
menghidupi keluarga lainnya.
Dari
berbagai alasan tersebut diatas,ditambah penjelasan dari saya,istri
saya pun dengan mantap membubuhkan tandatangannya di polis
asuransinya. Dan alhamdulillah sampai saat ini kami sudah memetik
hasilnya.Dana investasinya sudah berkembang dan beberapa tahun yang
lalu kami pun menarik sebagian dana investasinya (reedem) tanpa
kesulitan apapun dan tidak berbelit belit prosedurnya.Selain itu kami
masih bisa membayar premi tepat waktu setiap tahunnya.
Terkait
dengan investasi yang menyertai dalam premi asuransinya, memang saya
dan istri sudah sepakat untuk investasi jangka panjang.Untuk
investasi dalam jangka pendek dan menengah,istriku sudah
mempersiapkan dengan membuka tabungan di bank nasional yang di”lock”
dalam jangka waktu tertentu.Tabungan tersebut berfungsi juga sebagai
dana cadangan untuk berjaga-jaga bila dalam keadaan mendesak.
Sedangkan persiapan dalam jangka menengah,saya pun sudah
mempersiapkan 2 reksadana berbasis saham dengan model Rupiah Cost
Average (RCA),dengan kata lain melakukan top up rutin setiap
bulannya. Walaupun diproyeksikan untuk jangka menegah tidak menutup
kemungkinan produk reksadana tersebut untuk mendukung program
investasi jangka panjang keluarga kami.
Selain
itu,berdasarkan kenyataan tersebut diatas juga,setidaknya saya dapat
menilai bahwa sesungguhnya perempuan membutuhkan simpanan yang lebih
(ekstra) dibandingkan laki laki.
Dibalik
segala alasan kenapa perempuan lebih butuh untuk menabung,hal
tersebut diimbangi juga dengan kenyataan bahwa perempuan punya lebih
banyak alasan untuk bisa lebih mudah dan lebih banyak dalam menabung.
Selama 7 tahun melaksanakan kewajiban membayar premi asuransi
tersebut, saya dan istri dapat memetik pelajaran berharga,diantaranya
:
- Pertama,biasanya perempuan bisa bersikap lebih teratur dan cermat dalam masalah keuangan jika dibandingkan dengan laki laki. Memang ini hanya asumsi umum saja dan belum tentu berlaku untuk setiap perempuan. Tapi buktinya dapat dengan mudah kita lihat pada lowongan pekerjaan di surat kabar. Jika yang ditawarkan adalah lowongan untuk posisi bagian keuangan atau akuntansi,sebagian besar lowongan tersebut lebih memprioritaskan perempuan atau bahkan hanya menerima perempuan saja.
- Karena dianggap perempuan lebih teratur dan cermat dalam masalah keuangan,maka perempuan juga dianggap bisa lebih mudah dalam menabung. Kebanyakan orang gagal menabung biasanya karena tidak dapat mengelola keuangannya secara teratur,karena tidak adanya perencanaan yang baik dan tidak cermat dalam berbelanja. Jangankan perencanaan yang sifatnya jangka panjang,membuat anggaran bulanan saja mungkin tidak bisa.
- Selain itu,gaji yang dibawa pulang oleh seorang perempuan pun biasanya akan lebih utuh dibandingkan laki laki. Bukan cuma karena pandai mengelolanya tapi karena sifatnya hanya sebagai tambahan saja bagi keluarga tersebut. Biasanya sih hal ini terasa kalau dia masih single atau belum punya momongan. Walaupun sudah menikah,kadang kadang masih terjadi juga,hal ini, biasanya kita kenal dengan istilah “uang suami uang istri,uang istri ya uang istri”.Kalau sudah begitu, tentunya lebih mudah bagi sang istri untuk bisa menabung dibandingkan dengan suaminya.
Apalagi
kalau kasusnya adalah warisan. Walaupun perempuan mendapatkan
setengah saja jika dibandingkan dengan laki laki,tapi warisan yang
setengah porsi tersebut hanya untuk dirinya sendiri saja. Tidak ada
kewajiban baginya untuk membaginya kepada suaminya atau
memberikannya kepada anak anaknya. Beda halnya dengan laki
laki,walaupun dapat 2 kali lipat dari perempuan tapi memiliki
kewajiban untuk memberi nafkah istri dan anak anaknya. Tentunya
masih lebih besar satu porsi untuk sendiri daripada dua porsi untuk
rame-rame, khan?
Sekarang
sudah bukan jamannya lagi,perempuan menggantungkan hidupnya kepada
kaum laki-laki,walaupun sudah menjadi kewajiban kaum laki laki untuk
memberikan nafkah kepada kaum perempuan.Jika perempuan tersebut belum
menikah,orang tuanya lah yang bertanggungjawab atas nafkahnya. Jika
ia sudah menikah maka suaminya yang mengambil alih kewajiban
tersebut. Dan jika ia berada dalam kondisi dimana tidak ada keluarga
dekat yang bisa menanggung nafkahnya,maka negaralah yang seharusnya
bertanggungjawab untuk itu. Itu adalah kondisi ideal yang kita idam
idamkan. Tapi sayangnya, kondisi ideal tersebut sepertinya masih
dalam tatanan teori,belum sepenuhnya dapat dipraktekkan.Usaha untuk
mewujudkan hal tersebut harus kita upayakan sebisa mungkin,namun
kenyataan juga tidak bisa ditolak bahwa masih banyak perempuan yang
terpaksa harus menanggung sendiri beban hidupnya. Bahkan tidak
sedikit pula yang justru menanggung beban keluarga.
Pengetahuan
pengelolaan finansial bagi kaum perempuan harus terus digalakkan
semua pihak. Tujuannya agar kaum perempuan dapat menikmati
kemandirian finansial di masa yang akan datang. Dengan banyaknya para
kaum hawa yang dapat menikmati kesejahteraan di masa depannya,
kesejahteraan keluarganya pun akan ikut terangkat.Imbasnya dalam
jangka panjang,kemajuan bangsa pun dapat dicapai.Itulah tujuannnya para perempuan masa kini mempunyai simpanan dana ekstra.
Jadi,siapa
bilang perempuan tidak butuh simpanan?
No comments:
Post a Comment