Tuesday, September 30, 2014

Pentingnya Para Perempuan Mempunyai Simpanan Ekstra


Semenjak kami menikah pada bulan Desember tahun 2004.saya sudah berusaha memberikan edukasi kepada istri tentang pentingnya mempersiapkan investasi untuk kehidupan di masa yang akan datang. Awal mulanya,istri saya bersikap acuh tak acuh dikarenakan memang waktu itu penghasilannya kami berdua sebagai pegawai swasta belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari. Saya pun tetap berusaha menyakinkan istri bahwa hidup ini penuh dengan resiko sementara kapan resiko itu terjadi kita tidak tahu. Apabila suatu saat kita harus menghadapi resiko mendadak setidaknya kita mempunyai dana cadangan atau malah proteksi asuransi untuk mengurangi dampak resiko yang ditimbulkannya.

Setelah saya jejali dengan berbagai pengetahuan tentang investasi,tak dinyana di pertengahan tahun 2008 yang lalu,istri saya meminta ijin untuk membeli polis asuransi yang kebetulan dikelola oleh PT Sunlife Financial Indonesia.Penawaran asuransi tersebut dilakukan oleh teman istri saya dengan penawaran yang cukup menggiurkan.Cukup membayar premi selama 8 tahun serta uang premi yang kita setorkan bisa diambil kembali oleh pemilik polis.Saya yang tentu saja berkewajiban memenuhi nafkah istri pun harus menimbang berbagai hal dan tentu saja harus berhitung cermat untuk membayar preminya.

Sebagai dasar perhitungan saya adalah umur anak saya yang pertama pada tahun 2008 baru berumur 3 tahun,sehingga pada tahun 2015 saat pembayaran premi istri saya yang terakhir anak saya sudah berumur 10 tahun.Sudah kelas 4 SD tentunya.Beban biaya pendidikan belum terlalu berat,karena bersekolah di SD Negeri. Sehingga begitu lunas pembayaran premi asuransi tersebut,konsentrasi pengelolaan investasi keuangan keluarga akan saya alihkan ke produk investasi lainnya.Yah,mengikuti apa kata pakar perencana keuangan,jangan menaruh telur dalam satu keranjang.

Pertimbangan lainnya mengapa akhirnya memilih produk asuransi dari Sun Life Financial Indonesia adalah reputasi (brand image) dari Sun Life yang merupakan perusahaan penyedia layanan jasa keuangan internasional terkemuka.Sun Life Financial sudah mempunyai cabang yang beroperasi diberbagai pasar utama di seluruh dunia seperti Kanada,Amerika Serikat,Inggris,Irlandia,Hong Kong,Filipina, Jepang, Indonesia, India, Tiongkok, Australia, Singapura, Vietnam,Malaysia dan Bermuda. Terbukti hingga per 31 Desember 2013,grup perusahaan Sun Life Financial mempunyai total dana kelolaan senilai CDN 640 miliar (dollar Canada). Selain itu saham Sun Life Financial Inc. sudah diperdagangkan di bursa saham Toronto (TSX),New York (NYSE) serta di Filipina (PSE) dengan kode saham SLF.
Rating kekuatan Finansial per 2 Agustus 2013 pun cukup menyakinkan dengan mendapatkan nilai AA- (Very Strong) dari lembaga Standard & Poor's, peringkat nilai Aa3 (Excellent) dari Moody's serta peringkat nilai A+ (Superior) dari A.M Best.

Khusus untuk Sun Life Financial indonesia yang merupakan anak usaha yang sepenuhnya dimiliki oleh Sun Life Financial, telah hadir di Indonesia sejak tahun 1995.Per tanggal 31 Desember 2013 Risk Base Capital (RBC) Sun Life mencapai 644%, jauh diatas persyaratan pemerintah yaitu 120 % dengan total aset sebesar Rp 5.17 Trilliun.Dengan didukung 58 kantor penjualan di 32 kota diseluruh Indonesia,Sun Life menawarkan berbagai macam produk asuransi seperti asuransi pendidikan,asuransi kesehatan, perencanaan hari tua,proteksi hingga investasi.

Yang juga menjadi perhatian saya selanjutnya dalam memenuhi permintaan istri saya tersebut diatas adalah kenyataan,berdasarkan statistik juga, menunjukkan bahwa rata rata umur wanita lebih panjang daripada kaum laki laki. Lebih jauh lagi kalau diperhatikan rekor manusia tertua juga lebih banyak dipegang oleh kaum hawa. Ini artinya perempuan lebih memiliki masa pensiun yang lebih panjang daripada laki laki. Jika seorang laki laki dan perempuan pensiun berbarengan pada usia yang sama dan dengan standar hidup yang sama,maka perempuan tadi akan lebih banyak membutuhkan dana pensiun daripada laki laki.

Selain umur yang lebih panjang, statistik juga membuktikan bahwa perempuan memiliki kondisi yang lebih rentan terhadap sakit. Berbagai penyakit yang “menyeramkan” dewasa ini banyak menyerang kaum perempuan,seperti kanker payudara dan kanker rahim. Padahal sampai saat ini penyakit yang mematikan yang akrab dengan meyerang kaum hawa tersebut belum diketemukan obatnya.
Dengan riskannya kesehatan kaum hawa,nilai premi asuransi kesehatan antara perempuan dan laki laki pun berbeda. Coba anda bayangkan tabel premi asuransi kesehatan,biasanya premi untuk perempuan lebih mahal daripada premi asuransi untuk laki laki.Ini menjadi salah satu bukti yang menunjukkan bahwa biaya kesehatan perempuan rata rata kebih besar daripada laki laki.

Satu alasan lagi kenapa saya mendukung istri membeli polis asuransi Sun Life adalah karena berdasarkan pengalaman di lapangan, perempuan biasanya mendapatkan gaji yang lebih kecil dibandingkan laki laki untuk posisi yang sama. Walaupun ini tidak semua intitusi bisnis menerapkan aturan tersebut. Sudah lumrah di negara manapun,gaji laki laki relatif lebih tinggi dibandingkan dengan gaji perempuan.Perbedaannya laki laki mendapatkan tunjangan keluarga dimana gaji yang dibawa pulang adalah untuk seluruh keluarga. Sedangkan perempuan tidak mendapatkan tunjangan keluarga dimana gajinya adalah tambahan bagi keluarganya dan dianggap tidak menghidupi keluarga lainnya.

Dari berbagai alasan tersebut diatas,ditambah penjelasan dari saya,istri saya pun dengan mantap membubuhkan tandatangannya di polis asuransinya. Dan alhamdulillah sampai saat ini kami sudah memetik hasilnya.Dana investasinya sudah berkembang dan beberapa tahun yang lalu kami pun menarik sebagian dana investasinya (reedem) tanpa kesulitan apapun dan tidak berbelit belit prosedurnya.Selain itu kami masih bisa membayar premi tepat waktu setiap tahunnya.

Terkait dengan investasi yang menyertai dalam premi asuransinya, memang saya dan istri sudah sepakat untuk investasi jangka panjang.Untuk investasi dalam jangka pendek dan menengah,istriku sudah mempersiapkan dengan membuka tabungan di bank nasional yang di”lock” dalam jangka waktu tertentu.Tabungan tersebut berfungsi juga sebagai dana cadangan untuk berjaga-jaga bila dalam keadaan mendesak. Sedangkan persiapan dalam jangka menengah,saya pun sudah mempersiapkan 2 reksadana berbasis saham dengan model Rupiah Cost Average (RCA),dengan kata lain melakukan top up rutin setiap bulannya. Walaupun diproyeksikan untuk jangka menegah tidak menutup kemungkinan produk reksadana tersebut untuk mendukung program investasi jangka panjang keluarga kami.

Selain itu,berdasarkan kenyataan tersebut diatas juga,setidaknya saya dapat menilai bahwa sesungguhnya perempuan membutuhkan simpanan yang lebih (ekstra) dibandingkan laki laki.
Dibalik segala alasan kenapa perempuan lebih butuh untuk menabung,hal tersebut diimbangi juga dengan kenyataan bahwa perempuan punya lebih banyak alasan untuk bisa lebih mudah dan lebih banyak dalam menabung. Selama 7 tahun melaksanakan kewajiban membayar premi asuransi tersebut, saya dan istri dapat memetik pelajaran berharga,diantaranya :

  • Pertama,biasanya perempuan bisa bersikap lebih teratur dan cermat dalam masalah keuangan jika dibandingkan dengan laki laki. Memang ini hanya asumsi umum saja dan belum tentu berlaku untuk setiap perempuan. Tapi buktinya dapat dengan mudah kita lihat pada lowongan pekerjaan di surat kabar. Jika yang ditawarkan adalah lowongan untuk posisi bagian keuangan atau akuntansi,sebagian besar lowongan tersebut lebih memprioritaskan perempuan atau bahkan hanya menerima perempuan saja.
  • Karena dianggap perempuan lebih teratur dan cermat dalam masalah keuangan,maka perempuan juga dianggap bisa lebih mudah dalam menabung. Kebanyakan orang gagal menabung biasanya karena tidak dapat mengelola keuangannya secara teratur,karena tidak adanya perencanaan yang baik dan tidak cermat dalam berbelanja. Jangankan perencanaan yang sifatnya jangka panjang,membuat anggaran bulanan saja mungkin tidak bisa.
  • Selain itu,gaji yang dibawa pulang oleh seorang perempuan pun biasanya akan lebih utuh dibandingkan laki laki. Bukan cuma karena pandai mengelolanya tapi karena sifatnya hanya sebagai tambahan saja bagi keluarga tersebut. Biasanya sih hal ini terasa kalau dia masih single atau belum punya momongan. Walaupun sudah menikah,kadang kadang masih terjadi juga,hal ini, biasanya kita kenal dengan istilah “uang suami uang istri,uang istri ya uang istri”.Kalau sudah begitu, tentunya lebih mudah bagi sang istri untuk bisa menabung dibandingkan dengan suaminya.

Apalagi kalau kasusnya adalah warisan. Walaupun perempuan mendapatkan setengah saja jika dibandingkan dengan laki laki,tapi warisan yang setengah porsi tersebut hanya untuk dirinya sendiri saja. Tidak ada kewajiban baginya untuk membaginya kepada suaminya atau memberikannya kepada anak anaknya. Beda halnya dengan laki laki,walaupun dapat 2 kali lipat dari perempuan tapi memiliki kewajiban untuk memberi nafkah istri dan anak anaknya. Tentunya masih lebih besar satu porsi untuk sendiri daripada dua porsi untuk rame-rame, khan?

Sekarang sudah bukan jamannya lagi,perempuan menggantungkan hidupnya kepada kaum laki-laki,walaupun sudah menjadi kewajiban kaum laki laki untuk memberikan nafkah kepada kaum perempuan.Jika perempuan tersebut belum menikah,orang tuanya lah yang bertanggungjawab atas nafkahnya. Jika ia sudah menikah maka suaminya yang mengambil alih kewajiban tersebut. Dan jika ia berada dalam kondisi dimana tidak ada keluarga dekat yang bisa menanggung nafkahnya,maka negaralah yang seharusnya bertanggungjawab untuk itu. Itu adalah kondisi ideal yang kita idam idamkan. Tapi sayangnya, kondisi ideal tersebut sepertinya masih dalam tatanan teori,belum sepenuhnya dapat dipraktekkan.Usaha untuk mewujudkan hal tersebut harus kita upayakan sebisa mungkin,namun kenyataan juga tidak bisa ditolak bahwa masih banyak perempuan yang terpaksa harus menanggung sendiri beban hidupnya. Bahkan tidak sedikit pula yang justru menanggung beban keluarga.

Pengetahuan pengelolaan finansial bagi kaum perempuan harus terus digalakkan semua pihak. Tujuannya agar kaum perempuan dapat menikmati kemandirian finansial di masa yang akan datang. Dengan banyaknya para kaum hawa yang dapat menikmati kesejahteraan di masa depannya, kesejahteraan keluarganya pun akan ikut terangkat.Imbasnya dalam jangka panjang,kemajuan bangsa pun dapat dicapai.Itulah tujuannnya para perempuan masa kini mempunyai simpanan dana ekstra.
Jadi,siapa bilang perempuan tidak butuh simpanan?


No comments: