Thursday, September 25, 2014

Impian Menuju Pensiun yang Sejahtera

Hari Kamis,tanggal 26 November 2009 tepatnya sehari sebelum hari raya Idul Adha,menjadi hari yang selalu di ingat oleh saya dan istriku.Tepat pada hari itu,Ibu mertua meninggal dunia setelah selama 6 hari menjalani perawatan di sebuah rumah sakit swasta di Sleman Timur, Yogyakarta. Sebelum jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia,ibu mertuaku tidak menunjukkan gejala-gejala mengidap penyakit serius.Seminggu sebelum opname di rumah sakit, kondisi ibu dirumah juga baik baik saja. Jadi kejadiannya waktu itu mendadak sekali.

Setelah dirawat di rumah sakit,terkuaklah penyebab sakitnya ibu. Ada pendarahan serius di usus halus dan harus segera dilakukan tindakan operasi. Setelah menjalani 2 kali operasi,karena operasi yang pertama dinyatakan gagal,kondisi fisik ibu mulai menurun dan akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal tersebut diatas.

Untuk melunasi biaya perawatan selama ibu opname di rumah sakit,biaya pemakaman hingga biaya selamatan berasal dari gotong royong semua anak-anaknya.

Semenjak di tinggal ibu meninggal,kondisi fisik dan psikis bapak mertua pun langsung drop. Beberapa kali harus menjalani rawat inap di rumah sakit pula. Karena bapak mertua tidak mempunyai dana tabungan (boro-boro asuransi kesehatan) semua biaya selama menjalani rawat inap di rumah sakit ditanggung semua anak-anaknya. Jadi anak-anaknya bergotong royong lagi mengumpulkan dana untuk membayar biaya rumah sakit.Selain itu karena tidak ada mempunyai pensiun,karena bukan pegawai pemerintah,untuk menyambung biaya hidup pun saat ini bapak mertua masih mengandalkan uluran tangan dari anak-anaknya.

Dari 2 peristiwa tersebut,menyadarkan saya bahwa suatu saat nanti dan pasti saya akan memasuki masa tua. Masa yang sudah tidak produktif lagi. Masa-masa dimana keadaan kondisi tubuh sudah tidak bugar lagi serta potensi menurunnya kesehatan serta berkurang atau tidak ada lagi pendapatan rutin setiap bulannya. Padahal di usia tua saya tetap butuh biaya /dana. Tidak mungkin saya tergantung dengan dana “subsidi” dari anak-anak saya.Toh,saat itu anak-anak saya sudah mempunyai kehidupan sendiri dengan keluarganya. Di usia tua itulah saya membutuhkan yang namanya dana pensiun.

Peristiwa yang dialami keluarga istri saya tersebut diatas,sangat lumrah terjadi di lingkungan masyarakat pedesaan.Setiap ada anggota keluarga yang menjalani perawatan di rumah sakit atau meninggal dunia,biaya perawatannya biasanya ditanggung oleh saudaranya. Masih menjadi pandangan umum bahwa istilah uang pensiun lebih pas disematkan kepada pegawai pemerintah saja. Bagi diluar kriteria tersebut,uang pensiun seolah olah hanya bermimpi berharap dapat kucuran uang dari langit. Yah,saya pribadi masih memaklumi pandangan para orang tua saat ini.Maklum saja karena di era kejayaan para orang tua kita saat itu belum banyak variasi investasi serta belum ada kemudahan akses infomasi untuk mengetahui manfaat serta bagaimana caranya menpersiapkan dana pensiun tersebut.

Berbeda dengan kondisi saat ini dimana pandangan bahwa pensiun adalah hak eksklusive beberapa kalangan mulai memudar. Semakin banyaknya informasi produk investasi baik perbankan maupun non perbankan yang melayani investasi menghadapi masa pensiun sedikit banyak mengubah paradigma masyarakat tentang masa masa menghadapi pensiun. Walaupun masih banyak juga anak muda jaman sekarang yang masih alergi membicarakan pensiun dengan berbagai alasan terutama alasan masih muda,masih punya banyak waktu dan masih kuat bekerja.Padahal merencanakan pensiun sejak usia muda merupakan langkah tepat menuju hari tua yang bahagia dan sejahtera.

Tidak ada batasan usia ideal untuk memasuki pensiun. Bagi pekerja formal seperti di perusahaan,usia pensiun dikisaran usia 55-65 tahun tergantung posisi karyawan tersebut berada di level mana. Sedangkan bagi pegawai pemerintahan (PNS), umumnya memasuki masa pensiun di usia 55-60 tahun.

Berbeda dengan PNS yang dipastikan menerima uang pensiun setelah tidak lagi bekerja.Sedangkan bagi karyawan di perusahaan swasta belum tentu memperoleh pensiun. Sebagaimana diketahui, tidak banyak perusahaan swasta di Indonesia (termasuk di tempat saya bekerja sekarang ini hehee) yang mengikutsertakan karyawannya dalam program pensiun. Biasanya setelah memasuki pensiun,karyawan tersebut hanya diberikan pesangon serta tanda jasa sekian persen gajinya per bulan dikalikan lamanya mengabdi di perusahaan tersebut yang diberikan sekaligus. Tanpa pengelolaan yang benar,uang pesangon tersebut bisa habis dalam hitungan bulan sehingga impian untuk menikmati usia tua dengan tenang hanya tinggal di angan-angan saja.

Di sinilah pentingnya merancang program pensiun mandiri, yang didasarkan pada tujuan dan kebutuhan kita di masa yang datang.Persiapan yang baik menuju masa pensiun dimulai dari perencanaan mengenai apa yang ingin kita lakukan setelah masa pensiun nanti. Apakah ingin mengembangkan hobi,aktif di lembaga sosial, mengajar atau apa pun yang tidak berfokus kepada uang. Tentu saja, kita berharap, di masa pensiun sudah mencapai kebebasan finansial, sehingga bisa mengerjakan kegiatan yang dulu tidak sempat dilakukan karena sibuk bekerja atau alasan lain.

Seandainya masa pensiun belum mencapai kebebasan finansial,keberadaan anak dan sanak keluarga masih bisa diandalkan untuk menopang hidup kita, mungkin masalah bisa teratasi,seperti yang terjadi pada bapak mertua selama ini. Namun, tentu akan lebih membahagiakan jika kita tetap bisa mandiri secara finansial dan tak memberatkan siapa pun, termasuk anak kita. Kalau bisa, kita justru memberikan kelebihan dari apa yang sudah kita tanam sewaktu masih produktif bekerja bagi anak dan cucu kita.

Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan ketika seseorang merencanakan pensiun.

  • Mesti disadari bahwa masa pensiun harus bisa dinikmati dan menyenangkan. Perubahan status dari dulunya bekerja dengan menyandang jabatan yang mentereng,setelah pensiun semua itu langsung hilang. Dengan perubahan status tersebut,bisa mengakibatkan perubahan perilaku atau lebih kerennya mengalami “post power syndrome”. Jadi masa pensiun harus dinikmati dan dijalani dengan suka cita. 
  • Dalam perencanaan pensiun kita harus membuat daftar aktivitas apa yang ingin dilakukan selama masa pensiun. Bisa jadi, kita ingin mengembangkan minat yang lama terpendam karena sebelumnya tak punya waktu luang untuk menekuni. Beragam aktivitas/usaha tersebut bisa dimulai ketika kita masih bekerja sehingga diharapkan setelah kita pensiun,aktivitas/usaha kita sudah berkembang dan dapat memberikan penghasilan untuk biaya hidup kita.
  • Jangan sampai lupa memperhitungkan pasangan kita saat menyusun perencanaan pensiun. Bila kita dan pasangan sama-sama bekerja, kita perlu mempertimbangkan waktu kita dan pasangan kita memasuki masa pensiun. Biasanya, pihak suami akan lebih dulu memasuki masa pensiun. Selain itu biasanya, wanita memiliki usia harapan hidup lebih tinggi ketimbang pria. Di Indonesia, rata-rata selisih usia hidup antara pria dan wanita adalah 4 tahun.
  • Siapkan dana pensiun untuk durasi masa pensiun lebih panjang. Merujuk pada hasil riset sebuah lembaga survey, rata-rata durasi persiapan masa pensiun di Indonesia adalah 25,8 tahun. Jadi dapat diasumsikan rata-rata orang Indonesia pada waktu berumur 30 tahun baru memulai berinvestasi dana pensiun. Untuk berjaga-jaga sebaiknya kita menyusun durasi pensiun pada 30 tahun hingga 35 tahun. Jadi begitu mulai bekerja,sudah direncanakan untuk menabung untuk dana pensiun.

Apa pun pilihan kita ketika pensiun, sebaiknya diperhitungkan sejak sekarang. Yang jelas, besaran kebutuhan hidup saat pensiun bagi setiap orang berbeda-beda nilainya.Dari sana dapat diproyeksikan pengeluaran per bulan yang dibutuhkan untuk mendukung aktivitas di kala pensiun tiba. Setelah dikalkulasi selama 15-20 tahun dengan menambah faktor inflasi 10%-12%, akan diperoleh sejumlah angka yang dibutuhkan. Angka ini bisa menjadi rujukan bagi kita mengenai berapa persen dari pendapatan saat ini yang harus disisihkan per bulan hingga pensiun tiba.Nilai yang mesti disisihkan untuk pembentukan dana pensiun, menurut para perencana keuangan, sangat relatif. Banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti gaji saat ini, ekspektasi penghasilan dan gaya hidup saat pensiun kelak, karakter (profil) investasi kita ,serta lamanya waktu melakukan penyisihan dana.


Terus kalau mau mempersiapkan dana pensiun harusnya saya simpan dimana?

Saat ini banyak pilihan investasi yang bisa kita pilih untuk mempersiapkan dana pensiun kita besok.Pilihan investasi tersebut tentunya harus disesuaikan dengan profil resiko kita sendiri. Kalau kita penginnya bermain aman dengan imbal hasil yang rendah,pilihlah investasi bertipe konservatif. Sebagai contohnya menabung di tabungan bank atau deposito di bank yang di “roll over” secara terus menerus. Hasilnya pasti dan dijamin oleh pemerintah.Kelemahannya, investasi kita akan terkena pajak serta suku bunga yang berubah ubah serta investasi kita tersebut tidak bisa menyaingi nilai inflasi yang naik setiap tahunnya.

Untuk yang bertipe moderat,bisa mencoba berinvestasi di reksadana campuran,emas atau properti.Imbal hasilnya lebih besar dari produk tabungan di bank.Selain itu nilai akhirnya masih mampu menandingi nilai inflasi.Untuk resikonya pun kita masih mampu menyiasatinya.Khusus untuk emas,pilihlah produk emas batangan yang tidak terkena pajak penghasilan serta ongkos pembuatannya serta harga jualnya lebih besar dibanding emas perhiasan.Sekarang pun di toko emas,kita dapat menemukan beragam emas batangan.hanya perlu diperhatikan dari investasi emas adalah faktor keamanannya.


Bagi yang menyukai tantangan serta siap jangtung berdetak lebih kencang,pilihlah investasi yang bertipe aggressive.Contohnya di saham atau reksadana saham.Saat ini untuk membeli sejumlah saham maupun reksadana saham prosedurnya sudah cukup gampang.Investasi tipe aggressive ini mampu memberikan imbal hasil dalam jangka panjang yang lumayan besar.Tetapi resiko turunnya nilai investasi dalam jangka pendek juga cukup besar bila kita tidak jeli memilih jenis saham maupun reksadana sahamnya.Memang ada idiom bahwa semakin besar potensi hasilnya,semakin besar pula resikonya. Hal tersebut tidak perlu dirisaukan karena jangka waktu investasi yang panjang mampu meminimalisir faktor resiko tersebut.Dengan pertimbangan jangka waktu yang panjang tersebut,saya pun berani berinvestasi reksadana saham di sebuah perusahaan sekuritas yang cukup terkenal di Indonesia.

Selain melakukan investasi yang bersifat jangka panjang,ada baiknya kita juga melindungi diri kita dari potensi kecelakaan,sakit maupun meninggal dunia dengan membeli polis asuransi.Diantara bejibunnya perusahaan asuransi yang ada di Indonesia,Sunlife Financial Indonesia salah satunya yang menyediakan beragam produk perlindungan diri disertai dengan investasi yang patut dipertimbangkan untuk memilikinya. Edukasi pentingnya persiapan menghadapi masa masa pensiun pun disajikan oleh Sunlife melalui situsnya www.brighterlife.co.id. Ini bisa menjadi contoh bagi lembaga keuangan lainnya agar kesehatan finansial masyarakat dapat beranjak lebih baik lagi menuju masa depan yang sejahtera.

Dari uraian tersebut diatas,untuk menuju kebebasan finansial di masa pensiun kelihatannya secara teori gampang ya,tapi prakteknya dilapangan sungguh sangat berat dilakukan. Ada saja alasannya,dananya buat nyicil kredit rumah,bayar angsuran motor/mobil,buat nyicil handphone dan masih banyak lagi kebutuhan lainnya. Ya,kalau dituruti terus kebutuhan hidup ini tidak ada habisnya.Dibutuhka pengorbanan saat ini untuk menyisihkan sebagian dari pendapatan kita untuk dinikmati di masa yang akan datang.Pada prinsipnya hanya menunda saja kita menikmati semua penghasilan kita saat ini.


Investasi dana pensiun ini sifatnya investasi yang memakan waktu hingga puluhan tahun. Jadi dibutuhkan kedisiplinan dan konsistensi kita untuk sengaja menyisihkan dananya.Karena saking pentingnya mengalokasikan dana pensiun pribadi sejak dini, semestinya setiap orang membentuk pola pikir bahwa alokasi dana pensiun adalah kebutuhan yang sengaja disisihkan, bukan disisakan dari pendapatan yang diterima setiap bulannya.Harapannya, dana yang disisihkan tersebut bisa menjadi pos pendapatan pengganti seperti yang biasa kita terima semasa bekerja. Dengan adanya dana tersebut, bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan hidup kita sehari hari kelak dan tidak tergantung pada orang lain.

Penyesalan memang adanya di akhir,sebelum kita menyesal kemudian karena tidak mempersiapkan sedini mungkin masa pensiun kita,alangkah baiknya kita mulai saat ini merencanakan pensiun dengan matang.Sehingga pada saatnya kita memasuki masa pensiun,kita dapat menikmati masa pensiun kita dengan kehidupan yang lebih sejahtera. Anak cucu pun dapat menjalani kehidupannya lebih tenang tanpa terganggu dengan kesehatan finansial kita yang perlu bantuan.Selain itu kita pun dapat memberikan suri tauladan kepada mereka dalam pengelolaan finansial keluarga. Semoga bermanfaat.





Referensi
personalfinance.kontan.co.id
forum.detik.com


No comments: