Sunday, August 17, 2014

Petualangan bersama Daihatsu “Terios 7 Wonders Hidden Paradise “

(Edisi Kepulauan Sunda Kecil)

         Setelah puas selama 6 hari mengeksplorasi keindahan alam dari pesisir pantai Sarwana hingga berpetualangan ala Afrika di alam bebas Baluran,team SahabatPetualang bersiap menuju ke destinasi selanjutnya,Pulau Lombok.Setelah menyeberangi selat Bali melalui pelabuhan Ketapang-Gilimanuk team SahabatPetualang memutuskan untuk bermalam di Bali sambil mempersiapkan segala perlengkapan menuju ke Pulau Lombok,mengingat jara tempuh yang lumayan jauh158 km dengan trek beragam dan tidak hanya didominasi perjalanan darat. Melalui pelabuhan Padang Bai,team SahabatPetualang menyeberangi Selat Lombok,5 jam team mengarungi selat Lombok dan akhirnya tiba dengan selamat di pelabuhan Lembar,Pulau Lombok.Saatnya memulai petualang baru di desa Sade Rembitan,desa yang masih memegang teguh tradisi ditengah gempuran budaya modern.

1. Kearifan Lokal Suku Sasak di Sade Rembitan

 
           Desa Sade Rembitan terletak di daerah Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah ini hanya berjarak 30 km dari Mataram, Lombok.Terletak persis di samping jalan raya Praya-Kuta. Dari Bandara Internasional Lombok, desa ini bisa ditempuh cukup dalam 20 menit dengan kendaraan bermotor.Desa ini merupakan desa perkampungan suku Sasak yang merupakan suku asli masyarakat Lombok.
Begitu team Sahabat Petualang tiba di Sade Rembitan disambut sejumlah tarian khas Sasak.Duo penabuh gendang dan iringan musik tradisional bersamaan seolah memberi salam, selamat datang. Tari Gendang Gelik ini mencairkan suasana tim Sahabat Petualang sesaat memasuki gerbang desa.Tabuhan gendang yang bertalu-talu ikut menyemarakkan suasana waktu itu.


          Kemudian, tarian Paresean merupakan ketangkasan petarung suku Sasak sekaligus ajang seleksi menuju medan perang masa silam. Acara penyambutan kedatangan team Sahabat Petualang ditutup dengan tari Amak Temengus.Tarian ini juga hanya dibawakan oleh satu orang dewasa. Yang lucu adalah dia bisa memonyongkan bibir sehingga mirip mulut tapir. Apalagi wajahnya dibalur cat warna-warni sehingga kesan monyong semakin kuat. Setelah puas menyaksikan tari tradisional sebagai tari penyambutan tem Sahabat Petualang,barulah team Sahabat Petualang berkesempatan mengelilingi Desa Sade Rembitan.Desa seluas 5500 m2 ini terdiri dari 150 rumah yang menampung sekitar 700 orang. Karena lokasi yang sangat terbatas,bila ada keluarga baru maka dia harus keluar dari desa Sade Rembitan sehingga jumlah rumah di desa ini selalu tetap.
          Banyak budaya unik di desa ini, salah satunya masalah pernikahan. Pada umumnya, calon mempelai pria dan wanita masih bersaudara dan berasal dari desa ini juga alias satu suku. Sebenarnya tidak dilarang jika menikah dengan orang dari luar desa, namun maharnya lebih mahal, bisa sampai 2-3 ekor kerbau. Oya, tradisi paling unik adalah sang pria bisa menculik sang wanita untuk dinikahi alias kawin lari. Kalau sang pria sudah berhasil menculik sang wanita, pihak orang tua wanita harus mau menikahkan anak gadisnya dengan lelaki penculik.

          Rumah adat suku Sasak ini berdinding dari anyaman bambu dengan disangga beberapa pilar yang terbuat dari bambu juga. Untuk menjaga agar lantai rumahnya tetap kuat dan tahan lama serta tidak lembab,masyarakat suku Sasak sering mengolesi lantai rumah mereka dengan kotoran sapi/kerbau. Tentu saja, ada prosedur yang memang harus dilakukan sebelum “perawatan” lantai rumah tinggal suku Sasak ini.Selain melihat rumah adat suku Sasak,team Sahabat Petualang melihat langsung proses pembuatan kain tenun Sasak. Mulai dari pemintalan benang hingga pewarnaannya semua bisa dilihat disini.
       Selama berkeliling di Desa Sade Rembitan ini,sangat terasa kenyamanan dan kedamaian lingkungannya. Keguyuban warga begitu mudah ditemui di setiap sudut desa.Suasana yang sangat sulit didapat di kota besar,walaupun desa Sade berada di tempat keramaian tepi jalan raya.Desa Sade Rembitan ini merupakan salah satu dusun tradisional yang masih bertahan diantara ratusan dusun tradisional yang ada di Indonesia.Inilah hidden paradise yang membuat desa ini layak diangkat sebagai bagian dari Terios7 Wonders. Semoga tetap bertahan ditengah arus derasnya modernisasi.

        Puas bercengkerama dengan keseharian suku Sasak di Desa Sade Rembitan,team Sahabat Petualang beranjak menuju Pondok Pesantren Almasyhudien Nahdlatulwathan untuk memberikan bantuan perangkat pendidikan sebagai bagian dari program Corporate Social Responsibility Daihatsu Mataram.
Setelah itu team bergegas menuju ke sebuah pantai eksotis di sekitaran Lombok,Pantai Pink (Pink Beach).Lokasi pantai ini kira-kira 70 km arah selatan dari desa Sade Rembitan yang masih satu area dengan Pantai Ringgit.Bukan perkara mudah untuk menggapai Pantai Pink ini.Tanah tandus merangai menyambut 18 km menuju pantai.

 
Kondisi jalan yang rusak dan berdebu harus dilalui oleh team Sahabat Petualang.Untungnya 7 unit Terios sanggup meladeni kondisi seperti ini dan menyudahinya dengan sukses.Segalapenat sepanjang perjalanan terbayar lunas oleh pemandangan Pantai Pink,lengkap dengan panorama alaminya.Selain pantainya yang eksotik,area tebing curam seolah berpadu apik dengan guratanalam lainnya di lokasi Pantai Pink ini.
Hanya satu kata yang bisa diucapkan.Sempurna.


2. Daya Tarik Sumbawa

      Memasuki hari ke-10 petualangan Terios Wonder;Hidden Paradise mendapatkan tantangan dari lamanya waktu perjalanan hingga bentang alam pulau Sumbawa.Rute Lombok-Dompu di pulau Sumbawa menjadi rekor panjangnya rute perjalanan.Kurang lebih 585 km mesti dilakoni oleh team Sahabat Petualang.Walaupun kondisi di lapangan pulau Sumbawa menuju kota Dompu banyak dikelilingi perbukitan yang gersang,jangan salah sangka dulu dengan infrastruktur jalan rayanya.Jalan menuju ke Dompu benar-benar jalan mulus dengan kualitas aspal hotmix (nomor satu).Memang kontras dengan kondisi lingkungan yang tandus justru disuguhi infrastruktur jalan yang baik.




Kiri kanan tanah gersang tapi kondisi jalannya malah bagus

Jalan berliku dengan kualitas aspal nomor satu di sepanjang Pulau Sumbawa

Pelebaran dan perawatan jalan menuju ke pantai Lakey

         Bagi mobil DaihatsuTerios yang digunakan dalam ekspedisi ini tidak mengalami kesulitan.Di medan yang lebih ekstrem saja, Terios mampu menaklukannya apalagi di jalanan yang mulus seperti di sepanjang pulau Sumbawa ini.Setelah merasakan menyusuri mulusnya insfrastruktur jalan antara Pelabuhan Poto Tanu hingga Dompu, team Sahabat Petualang pun akhirnya sampai di pesisir Pantai Lakey dinihari.Dan menginap disalah satu penginapan yang ada di pantai tersebut.Oh,ya pantai Lakey ini sangat terkenal gulungan ombaknya di kalangan peselancar mancanegara.Deburan ombaknya sangat menantang bagi para penggila selancar selain panorama alamnya yang menakjubkan.
Datang ke Dompu tidak puas rasanya kalau tidak merasakan minuman/kudapan tradisional masyarakat Sumbawa,susu kuda liar Sumbawa.Team Sahabat Petualang pun menyempatkan diri mengunjungi salah satu tempat peternakan kuda liar, yaitu di desa Palama, Donggo, Bima Nusa Tenggara Barat.

 










          Tentu banyak yang bertanya-tanya,bagaimana caranya memerah susu kuda liarnya.Ternyata yang dimaksud dengan kuda liar tersebut adalah kuda kuda tersebut digembalakan di alam liar serta berkembang biak juga di alam liar. Jadi kuda-kuda tersebut tidak mempunyai kandang seperti kuda-kuda ternak pada umumnya. Walaupun begitu status kepemilikan kuda tersebut jelas. Kata susu kuda liar akhirnya menjadi ciri khas dari peternakan kuda asal kawasan tersebut.
Pesona Dompu-Bima begitu menggoda,tidak hanya panorama alamnya yang menakjubkan,susu kuda liar Sumbawa juga menjadi daya tarik kawasan tersebut.Akhirnya surga dari Sumbawa terkuak dalam ekspedisi Terios7 Wonder Hidden Paradise ini.

3. Misi Pamungkas ; Terios bertemu Komodo

          Inilah tujuan akhir dan puncak acara dari ekspedisi Terios 7 Wonder Hidden Paradise,Pulau Komodo. Tepat pada tanggal 13 Oktober 2013,inilah pertama kali sosok transporter hadir di Pulau Komodo.Istimewanya sosok tersebut adalah Daihatsu Terios yang mengusung misi Terios 7 Wonder hidden Paradise Jakarta-Komodo Islands 2013.Menjadi saksi sempurnanya perjalanan eksotik di Pulau Komodo.


          Bukan perkara mudah “mendaratkan” Terios di pulau Komodo.Team Sahabat Petualang harus mempersiapkan segala sesuatunya mulai dari Sape hingga tiba di Labuhan Bajo,Manggarai,NTB.Dengan bantuan pihak terkait,kapal Phinisi Lafina dari Bone,Sulawesi Selatan siap mengantar team Sahabat Petualang beserta Terios berlabuh di Pulau Komodo.Kapal Phinisi Lafina berangkat pukul 5 pagi dari Labuhan Bajo. Sepanjang jalur pelayaran banyak pulau kecil terhampar di laut biru Manggarai Barat. Pulau besar seperti Rinca, Kenawa, hingga Pink Beach menjadi tujuan mengeksplorasi wisata di pulau eksotis Komodo di samping kegiatan menyelam tentunya.4 jam lamanya pelayaran dari Labuhan bajo ke Pulau Komodo.Seluruh peserta baik dari awak media, blogger hingga para petinggi manajemen Astra Daihatsu Motor hadir dalam acara puncak tersebut. Selebrasi sekaligus rasa syukur sukses tim dan Terios hadir di Pulau Komodo.


Seolah tidak puas bila tidak menyambang Pulau Komodo dengan segala ke-eksotisannya,tanpa melakukan Tracking. Untungnya, para ranger pun menemani kami menjelajah Loh Liang sekaligus menikmati sebagian area bermain sang Naga (Dragon) alias komodo.Benar saja, sosoknya langsung menyapa kami. Sepintas, sosoknya seolah tidak berdaya. Namun, para Sahabat Petualang tetap waspada. Maklum, air liur dan gigitnya yang mengandung bakteri cukup mematikan bila sang Naga ini menyerang. Ada sekitar 7 Komodo yang kami jumpai.

Puas, pastinya. Inilah akhir perjalanan Terios 7 Wonders:Hidden Paradise 2013. Pastinya, masih banyak surga-surga yang tersembunyi di bumi Nusantara yang siap diungkap. Setidaknya, 7 spot dalam perjalanan ini
menjadi penghapus dahaga Sahabat Petualang untuk mengeksplorasi lebih jauh dan dalam.
 Tonton video perjalanan Teriso 7 Wonder Hidden Paradise selengkapnya di bawah ini :


Penutup

Perjalanan panjang menembus 3.012 kilometer dari Jakarta – Pulau Komodo butuh sosok kendaraan yang tangguh. Sahabat Petualang dari Daihatsu membuktikan ketangguhan itu. Jalan aspal mulus, jalur bebatuan hingga semi offroad sukses dilalui Terios. Kepenatan seolah sirna setelah misi berhasil direngkuh. Inilah aksi Daihatsu Terios menembus batas dari Jakarta menuju Pulau Komodo.Menjadi istimewa lagi, sosok Terios juga hadir bersama tim di destinasi terakhir di pulau eksotik ini.


 
One team,one soul. Beragam latar melebur dalam jadi satu menuntaskan misi. Awak media,blogger dan Astra Daihatsu Motor berkolaborasi dalam ekspedisi Terios 7 Wonders Hidden Paradise. Kerja cerdas dan sinergi membuahkan hasil. Selamat buat tim.
 








No comments: