(Edisi Kepulauan Sunda Kecil)
Setelah
puas selama 6 hari mengeksplorasi keindahan alam dari pesisir pantai
Sarwana hingga berpetualangan ala Afrika di alam bebas Baluran,team
SahabatPetualang
bersiap menuju ke destinasi selanjutnya,Pulau Lombok.Setelah
menyeberangi selat Bali melalui pelabuhan Ketapang-Gilimanuk team
SahabatPetualang
memutuskan untuk bermalam di Bali sambil mempersiapkan segala
perlengkapan menuju ke Pulau Lombok,mengingat jara tempuh yang
lumayan jauh158 km dengan trek beragam dan tidak hanya didominasi
perjalanan darat. Melalui pelabuhan Padang Bai,team SahabatPetualang
menyeberangi Selat Lombok,5 jam team mengarungi selat Lombok dan
akhirnya tiba dengan selamat di pelabuhan Lembar,Pulau Lombok.Saatnya memulai
petualang baru di desa Sade Rembitan,desa yang masih memegang teguh
tradisi ditengah gempuran budaya modern.
1.
Kearifan Lokal Suku Sasak di Sade Rembitan
Desa
Sade Rembitan terletak di daerah Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten
Lombok Tengah ini hanya berjarak 30 km dari Mataram, Lombok.Terletak
persis di samping jalan raya Praya-Kuta. Dari Bandara Internasional
Lombok, desa ini bisa ditempuh cukup dalam 20 menit dengan kendaraan
bermotor.Desa
ini merupakan desa perkampungan suku Sasak yang merupakan suku asli
masyarakat Lombok.
Begitu
team Sahabat Petualang tiba di Sade Rembitan disambut sejumlah tarian
khas Sasak.Duo
penabuh gendang dan iringan musik tradisional bersamaan seolah
memberi salam, selamat datang. Tari Gendang Gelik ini mencairkan
suasana tim Sahabat Petualang sesaat memasuki gerbang desa.Tabuhan
gendang yang bertalu-talu ikut menyemarakkan suasana waktu itu.
Kemudian,
tarian Paresean merupakan ketangkasan petarung suku Sasak sekaligus
ajang seleksi menuju medan
perang masa silam. Acara penyambutan kedatangan team Sahabat
Petualang ditutup dengan tari Amak Temengus.Tarian ini juga hanya
dibawakan oleh satu orang dewasa. Yang lucu adalah dia bisa
memonyongkan bibir sehingga mirip mulut tapir. Apalagi wajahnya
dibalur cat warna-warni sehingga kesan monyong semakin kuat. Setelah
puas menyaksikan tari tradisional sebagai tari penyambutan tem
Sahabat Petualang,barulah team Sahabat Petualang berkesempatan
mengelilingi Desa Sade Rembitan.Desa seluas 5500 m2 ini terdiri dari
150 rumah yang menampung sekitar 700 orang. Karena lokasi yang sangat
terbatas,bila ada keluarga baru maka dia harus keluar dari desa Sade
Rembitan sehingga jumlah rumah di desa ini selalu tetap.
Banyak
budaya unik di desa ini, salah satunya masalah pernikahan. Pada
umumnya, calon mempelai pria dan wanita masih bersaudara dan berasal
dari desa ini juga alias satu suku. Sebenarnya tidak dilarang jika
menikah dengan orang dari luar desa, namun maharnya lebih mahal, bisa
sampai 2-3 ekor kerbau. Oya, tradisi paling unik adalah sang pria
bisa menculik sang wanita untuk dinikahi alias kawin lari. Kalau sang
pria sudah berhasil menculik sang wanita, pihak orang tua wanita
harus mau menikahkan anak gadisnya dengan lelaki penculik.
Rumah
adat suku Sasak ini berdinding dari anyaman bambu dengan disangga
beberapa pilar yang terbuat dari bambu juga. Untuk menjaga agar
lantai rumahnya tetap kuat dan tahan lama serta tidak
lembab,masyarakat suku Sasak sering mengolesi lantai rumah mereka
dengan kotoran sapi/kerbau. Tentu saja, ada prosedur yang memang
harus dilakukan sebelum “perawatan” lantai rumah tinggal suku
Sasak ini.Selain melihat rumah adat suku Sasak,team Sahabat Petualang
melihat langsung proses pembuatan kain tenun Sasak. Mulai dari
pemintalan benang hingga pewarnaannya semua bisa dilihat disini.
Selama
berkeliling di Desa Sade Rembitan ini,sangat terasa kenyamanan dan
kedamaian lingkungannya. Keguyuban warga begitu mudah ditemui di
setiap sudut desa.Suasana yang sangat sulit didapat di kota
besar,walaupun desa Sade berada di tempat keramaian tepi jalan
raya.Desa Sade
Rembitan ini merupakan salah satu dusun tradisional yang masih
bertahan diantara ratusan dusun tradisional yang ada di
Indonesia.Inilah hidden paradise yang membuat desa ini layak diangkat
sebagai bagian dari Terios7 Wonders.
Semoga tetap bertahan ditengah arus derasnya modernisasi.
Puas
bercengkerama dengan keseharian suku Sasak di Desa Sade Rembitan,team
Sahabat Petualang beranjak
menuju Pondok Pesantren Almasyhudien Nahdlatulwathan untuk memberikan
bantuan perangkat pendidikan sebagai bagian dari program Corporate
Social Responsibility Daihatsu
Mataram.
Setelah
itu team bergegas menuju ke sebuah pantai eksotis di sekitaran
Lombok,Pantai Pink (Pink Beach).Lokasi pantai ini kira-kira 70 km
arah selatan dari desa Sade Rembitan yang masih satu area dengan
Pantai Ringgit.Bukan perkara mudah untuk menggapai Pantai Pink
ini.Tanah tandus merangai menyambut 18 km menuju pantai.
Kondisi
jalan yang rusak dan berdebu harus dilalui oleh team Sahabat
Petualang.Untungnya 7 unit Terios sanggup meladeni kondisi seperti
ini dan menyudahinya dengan sukses.Segalapenat sepanjang perjalanan
terbayar lunas oleh pemandangan Pantai Pink,lengkap dengan panorama
alaminya.Selain pantainya yang eksotik,area tebing curam seolah
berpadu apik dengan guratanalam lainnya di lokasi Pantai Pink ini.
Hanya
satu kata yang bisa diucapkan.Sempurna.
2.
Daya Tarik Sumbawa
Memasuki
hari ke-10 petualangan Terios Wonder;Hidden Paradise mendapatkan
tantangan dari lamanya waktu perjalanan hingga bentang alam pulau
Sumbawa.Rute Lombok-Dompu di pulau Sumbawa menjadi rekor panjangnya
rute perjalanan.Kurang lebih 585 km mesti dilakoni oleh team Sahabat
Petualang.Walaupun kondisi di lapangan pulau Sumbawa menuju kota
Dompu banyak dikelilingi perbukitan yang gersang,jangan salah sangka
dulu dengan infrastruktur jalan rayanya.Jalan menuju ke Dompu
benar-benar jalan mulus dengan kualitas aspal hotmix (nomor
satu).Memang kontras dengan kondisi lingkungan yang tandus justru
disuguhi infrastruktur jalan yang baik.
Kiri
kanan tanah gersang tapi kondisi jalannya malah bagus
Jalan
berliku dengan kualitas aspal nomor satu di sepanjang Pulau Sumbawa
Pelebaran
dan perawatan jalan menuju ke pantai Lakey
Bagi
mobil DaihatsuTerios
yang digunakan dalam ekspedisi ini tidak mengalami kesulitan.Di medan
yang lebih ekstrem saja, Terios mampu menaklukannya apalagi di
jalanan yang mulus seperti di sepanjang pulau Sumbawa ini.Setelah
merasakan menyusuri mulusnya insfrastruktur jalan antara Pelabuhan
Poto Tanu hingga Dompu, team Sahabat Petualang pun akhirnya sampai di
pesisir Pantai Lakey dinihari.Dan menginap disalah satu penginapan
yang ada di pantai tersebut.Oh,ya pantai Lakey ini sangat terkenal
gulungan ombaknya di kalangan peselancar mancanegara.Deburan ombaknya
sangat menantang bagi para penggila selancar selain panorama alamnya
yang menakjubkan.
Datang
ke Dompu tidak puas rasanya kalau tidak merasakan minuman/kudapan
tradisional masyarakat Sumbawa,susu kuda liar Sumbawa.Team Sahabat
Petualang pun menyempatkan diri mengunjungi salah satu tempat
peternakan kuda liar, yaitu di desa
Palama, Donggo, Bima Nusa Tenggara Barat.
Tentu
banyak yang bertanya-tanya,bagaimana caranya memerah susu kuda
liarnya.Ternyata yang dimaksud dengan kuda liar tersebut adalah kuda
kuda tersebut digembalakan di alam liar serta berkembang biak juga di
alam liar. Jadi kuda-kuda tersebut tidak mempunyai kandang seperti
kuda-kuda ternak pada umumnya. Walaupun begitu status kepemilikan
kuda tersebut jelas. Kata susu kuda liar akhirnya menjadi ciri khas
dari peternakan kuda asal kawasan tersebut.
Pesona
Dompu-Bima begitu menggoda,tidak hanya panorama alamnya yang
menakjubkan,susu kuda liar Sumbawa juga menjadi daya tarik kawasan
tersebut.Akhirnya surga dari Sumbawa terkuak dalam ekspedisi Terios7 Wonder Hidden Paradise
ini.
3.
Misi Pamungkas ; Terios bertemu Komodo
Inilah
tujuan akhir dan puncak acara dari ekspedisi Terios 7 Wonder Hidden Paradise,Pulau
Komodo. Tepat pada tanggal 13 Oktober 2013,inilah pertama kali sosok
transporter hadir di Pulau Komodo.Istimewanya sosok tersebut adalah
Daihatsu Terios yang mengusung misi Terios 7 Wonder hidden Paradise
Jakarta-Komodo Islands 2013.Menjadi saksi sempurnanya perjalanan
eksotik di Pulau Komodo.
Bukan
perkara mudah “mendaratkan” Terios di pulau Komodo.Team Sahabat
Petualang harus mempersiapkan segala sesuatunya mulai dari Sape
hingga tiba di Labuhan Bajo,Manggarai,NTB.Dengan bantuan pihak
terkait,kapal Phinisi Lafina dari Bone,Sulawesi Selatan siap
mengantar team Sahabat Petualang beserta Terios berlabuh di Pulau
Komodo.Kapal Phinisi Lafina berangkat pukul 5 pagi dari Labuhan Bajo.
Sepanjang jalur pelayaran banyak
pulau kecil terhampar di laut biru Manggarai Barat. Pulau besar
seperti Rinca, Kenawa, hingga Pink Beach menjadi tujuan
mengeksplorasi wisata di pulau eksotis Komodo di samping kegiatan
menyelam
tentunya.4
jam lamanya
pelayaran dari Labuhan bajo ke Pulau Komodo.Seluruh peserta baik dari
awak media, blogger hingga para
petinggi manajemen Astra Daihatsu Motor hadir dalam acara puncak
tersebut. Selebrasi sekaligus rasa syukur sukses tim dan Terios hadir
di Pulau Komodo.
Seolah tidak puas bila tidak menyambang Pulau Komodo dengan segala ke-eksotisannya,tanpa melakukan Tracking. Untungnya, para ranger pun menemani kami menjelajah Loh Liang sekaligus menikmati sebagian area bermain sang Naga (Dragon) alias komodo.Benar saja, sosoknya langsung menyapa kami. Sepintas, sosoknya seolah tidak berdaya. Namun, para Sahabat Petualang tetap waspada. Maklum, air liur dan gigitnya yang mengandung bakteri cukup mematikan bila sang Naga ini menyerang. Ada sekitar 7 Komodo yang kami jumpai.
Puas,
pastinya. Inilah akhir perjalanan Terios 7 Wonders:Hidden
Paradise 2013. Pastinya, masih banyak surga-surga yang tersembunyi di
bumi Nusantara yang siap diungkap. Setidaknya, 7 spot dalam
perjalanan ini
menjadi
penghapus dahaga Sahabat Petualang untuk mengeksplorasi lebih jauh
dan dalam.
Tonton video perjalanan Teriso 7 Wonder Hidden Paradise selengkapnya di bawah ini :
Penutup
Perjalanan
panjang menembus 3.012
kilometer dari Jakarta – Pulau Komodo butuh sosok kendaraan yang
tangguh. Sahabat Petualang dari Daihatsu membuktikan ketangguhan itu.
Jalan aspal mulus, jalur bebatuan hingga semi offroad sukses dilalui
Terios. Kepenatan seolah sirna setelah misi berhasil direngkuh.
Inilah aksi Daihatsu Terios menembus batas dari Jakarta menuju Pulau
Komodo.Menjadi istimewa lagi, sosok Terios juga hadir bersama tim di
destinasi terakhir di pulau eksotik ini.
One
team,one
soul.
Beragam latar melebur dalam jadi satu menuntaskan misi. Awak
media,blogger
dan
Astra Daihatsu
Motor berkolaborasi dalam ekspedisi Terios 7 Wonders Hidden
Paradise. Kerja cerdas dan sinergi membuahkan hasil. Selamat buat
tim.
No comments:
Post a Comment