Sunday, August 30, 2015

Yuk Bijak Mengelola Keuangan,Agar Mimpi Bisa Terbeli


Beberapa hari yang lalu,seorang kawan membuat status di sosial media tentang adanya sebuah perusahaan di Jawa Timur yang merumahkan karyawannya,bahasa halusnya PHK.Bagi yang menyandang status sebagai karyawan seperti saya saat ini,kata PHK ini menjadi momok yang menakutkan.Mengapa?Ditengah meningkatnya biaya hidup seperti bayar listrik,bayar sekolah anak,uang dapur sampai dengan berbagai hal yang berhubungan dengan gaya hidup serta naiknya harga harga kebutuhan pokok,hilangnya sumber pendapatan utama tentu secara langsung memupus impian hidup saya selanjutnya.Bisa nabung,investasi,pergi ibadah haji ke tanah suci, membeli mobil,liburan setiap saat bersama keluarga ke luar negeri serta masih banyak lagi impian saya selanjutnya.

Kenaikan harga harga kebutuhan pokok pasca kenaikan harga BBM yang dilakukan Pemerintah tahun kemarin nampaknya sudah bukan hal yang aneh lagi.Bahkan sebelum harga BBM resmi naik, harga harga sudah mulai merangkak naik mendahului.Tentu saja hal ini membawa konsekuensi yang tidak sedikit pada anggaran rumah tangga setiap orang.Otomatis pengeluaran akan bertambah sementara penghasilan...?Nampaknya diam ditempat tidak bergerak.Seperti kondisi saat ini dimana penghasilanku dari gaji sebagai karyawan masih masuk kategori "PAS",hanya ngepas,atau pas pasan bahkan pas habis gajian langsung bablasss...Lalu bagaimana mengatasinya?Menurut para ahli perencana keuangan walaupun dalam keadaan defisit,selalu ada jalan keluarnya yaitu cara pertama dengan menambah penghasilan dan cara kedua yaitu mengelola penghasilan tersebut dengan mengurangi pengeluaran atau melakukan penghematan.Atau jika keduanya dilakukan sekaligus akan lebih baik lagi.Begitu sarannya...

Berhemat adalah cara yang cukup efektif dalam jangka pendek.Tapi hemat juga ada batasnya,lagi pula kenaikan harga seperti kondisi saat ini sepertinya bukan cuma sekali.Maka solusi jangka panjang lebih tepatnya adalah dengan menambah penghasilan agar tidak lebih besar pasak daripada tiang.Menambah penghasilan bukan cuma berarti dengan meminta kenaikan gaji pada atasan atau mencari pekerjaan baru di tempat lain yang lebih menjanjikan.Itu memang bisa dilakukan tapi tidak selalu berhasil pada setiap orang.Apalagi saat ini mencari pekerjaan juga tidak mudah.Dengan berbagai pertimbangan tersebut diatas dimana kalau menambah penghasilan dari sumber yang ada sekarang ini dirasa sulit,maka mau tidak mau saya harus mencari sumber penghasilan yang lain sebagai tambahan.

Pada dasarnya ada banyak sumber untuk mendapatkan penghasilan.Yang paling populer sekarang ini adalah dengan membagi sumber pendapatan menjadi 4 kelompok,yaitu bekerja sebagai karyawan seperti saya saat ini,menjadi pekerja mandiri,pemilik usaha atau menjadi investor.Ke empat sumber pendapatan tersebut lebih populer dengan sebutan cash flow quadrant.Yang menjadi pertanyaannya sekarang adalah bisakah seseorang seperti saya ini memiliki keempat sumber penghasilan tersebut sekaligus?Jawabannya kenapa tidak?Sebagai seorang karyawan yang saat ini masih mengandalkan gaji bulanan,saya bisa menjual keahlian yang saya miliki di luar jam kantor dan menyisihkan sebagian penghasilan yang saya dapat tersebut untuk membuka usaha dan berinvestasi.Sudah beberapa kali saya memanfatkan keahlian yang saya miliki dibidang desain mold making (desain cetakan plastik) dengan mengerjakan proyek milik orang lain diluar jam kantor.Walaupun sifatnya hanya proyek dan tidak mesti setiap bulan mendapatkannya,tapi pendapatan yang saya terima terbilang cukup lumayan.Sebagian hasil pendapatan dari proyek tersebut saya investasikan ke dalam reksadana saham yakni Trim Kapital Plus,produk reksadana dari Trimegah Sekuritas,salah satu Perusahaan Sekuritas ternama di Indonesia.

Oh,ya terkait dengan investasi di reksadana saham ini walaupun sudah ada niat sejak 5 tahun yang lalu tapi baru terealisasi di akhir tahun 2013 kemarin.Penyebabnya apalagi kalau belum ada dana tersisa.Kebetulan masa cicilan motor yang saya dapat dari kantor sudah habis pada akhir tahun 2013,selanjutnya dana yang biasanya saya gunakan untuk membayar angsuran motor tersebut, saya alihkan untuk menambah (top up) investasi saya di reksadana saham tersebut setiap bulannya.Istilahnya Rupiah Cost Averaging.Harapan saya dalam jangka panjang,nilai aktiva bersih (NAB) reksadana saya akan bertambah dan mampu menghasilkan profit.Walaupun kondisi saat ini,lantai bursa lagi mengalami penurunan indeks IHSG justru ini kesempatan bagi saya untuk melakukan top up dan suatu saat ketika kondisi bursa akan rebound kembali,NAB reksadana saham saya akan naik nilainya.

Selain melakukan investasi di reksadana saham,saya juga belajar untuk membuka usaha kecil kecilan,membuka warung kelontong serta menjadi pengecer tabung gas 3kg maupun 12 kg serta pengecer pulsa elektronik (pulsa hp maupun pulsa PLN serta pembayaran lainnya).Berbagai kebutuhan pokok seperti bawang merah,bawang putih,beras,gula pasir,telur serta gas LPG dan pulsa elektronik sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat,itulah yang menjadi pertimbangan saya untuk memulai membuka usaha.Kebetulan disekitar tempat tinggal saya belum banyak yang berjualan produk tersebut.Kedepannya saya juga berusaha untuk meng-upgrade warung kelontong tersebut menjadi toko serta status pengecer LPG menjadi pangkalan LPG maupun agen pulsa,serta tak menutup kemungkinan menambah jumlah produk dagangan lainnya.


Sumber penghasilan saya lainnya adalah menggeluti hobi,yaitu usaha memelihara burung blackthroat serta kenari.Selain sebagai sebuah pemenuhan kebutuhan batiniah untuk melepaskan diri dari kejenuhan dan kelelahan karena rutinitas pekerjaan,memelihara burung blackthroat dan kenari juga dapat sebagai sumber penghasilan tambahan.Selain gampang perawatannya karena dapat dikerjakan secara sambilan,penjualannya juga tidak sulit.Penjualan anak burung lepas sapih saja harganya sudah ratusan ribu per ekornya,padahal induk burung dalam sekali bertelur bisa 2-3 butir dengan prosentase menetas diatas 75%.Untuk penjualan anak burungnya,saya sudah ada pedagang yang akan membelinya walaupun terkadang saya juga menggunakan sarana media sosial serta situs penjualan sebagai sarana pemasarannya.

Maraknya perkembangan situs berbasis blog sekarang ini membuat saya terpincut juga mencobanya.Awalnya saya memang tidak tahu apa itu dunia blogger serta sejenisnya.Berkenalan dengan dunia blog ini dimulai tanpa sengaja setelah saya membuka sebuah situs penulisan keroyokan yang isinya berbeda dengan situs media online mainstream.Awalnya bingung sendiri setelah memutuskan bergabung disitus keroyokan tersebut,mau menulis apa nih.Saya masih ingat betul tulisan pertama saya di bully habis habisan oleh penulis lainnya karena memang struktur serta alur peristiwanya amburadul. Yah,namanya baru belajar,tapi itu saya anggap sebagai kritik yang membangun saja.Untuk memperbaiki berbagai kelemahan saya dalam hal menulis,setiap hari saya belajar dari berbagai macam tulisan yang telah di up load dari berbagai penulis di situs tersebut.Dan ternyata,saat ini blogger pun bisa menjadi profesi yang menghasilkan pendapatan.Alhamdulillah,gara gara gabung di situs keroyokan tersebut saya bisa berlibur ke Solo serta berkunjung ke Pabrik Jamu, dapat hadiah uang tunai serta yang terakhir saya bersama 9 orang teman lainnya mendapatkan kesempatan berlibur ke Bali serta mengunjungi kapal tanker LPG (VLGC=Very Large Gas Carrier) milik Pertamina di lepas pantai Situbundo,Jawa Timur.Kesemuanya itu saya tidak mengeluarkan ongkos sedikitpun alias gratis bahkan mendapatkan uang saku.Sebagian hadiah yang saya dapatkan dari hasil ngeblog tersebut sedikit banyak dapat membantu keuangan keluarga agar dapur tetap "ngebul", sebagian lagi saya investasikan di deposito di BPR.



Selain keuntungan berupa materi,ada keuntungan lainnya dari hasil ngeblog tersebut yaitu bertambahnya teman dari berbagai daerah di Indonesia.Dari awal kenalnya di dunia maya,akhirnya jadi bisa ketemu "kopi darat".

Masih banyak impian usaha lainnya yang masih mengendap di kepala saya seperti memelihara kambing serta sapi,menanam cabai maupun membuka laundry.Mumpung usia saya masih muda,tenaga masih kuat,kesempatan menambah aset produktif lebih terbuka lebar.Harapannya dengan dengan memiliki banyak aset produktif tersebut,kelak ketika saya sudah pensiun atau keluar dari pekerjaan sekarang ini,berbagai aset produktif itulah yang akan menghidupi keluarga saya.

Melihat kondisi perekonomian seperti sekarang ini,sudah bukan jamannya lagi saya menggantungkan diri dari gaji perusahaan tempat saya bekerja.Karena disebabkan masih tingginya risiko PHK yang menyebabkan saya kehilangan pekerjaan.Selain itu saya juga tidak lekas puas dan berhenti berusaha hanya karena sudah bisa bekerja sementara masih banyak orang yang menggangur,karena bekerja bukan jaminan bisa mencukupi kebutuhan hidup.Selain itu saya juga tidak berhenti berusaha hanya karena sudah memiliki usaha yang tidak banyak orang bisa melakukannya karena usaha terkadang bisa naik dan sebaliknya juga bisa turun.Begitu juga saya juga tidak lekas puas hanya karena sudah punya investasi dimana mana,karena tak selamanya investasi itu aman dan menguntungkan.Namun dengan memiliki sebanyak banyaknya sumber penghasilan,kalau yang satu nilainya sedang turun,masih bisa mengandalkan usaha yang lainnya. Kalau yang satu gagal,masih ada cadangan untuk menutupinya.

Setelah mendapatkan sumber penghasilan dari berbagai macam cara diatas,hal kedua yang saya lakukan dalam kondisi gaji "PAS" adalah mempelajari bagaimana mengelola penghasilan tersebut. Ini penting karena saya sering melihat banyak orang yang memiliki penghasilan besar tapi penghasilannya seperti tidak terasa karena selalu habis dibelanjakan.Sangat penting bagi saya untuk mengetahui bagaimana mengelola penghasilan yang saya dapatkan.Jangan sampai penghasilan yang saya dapatkan -entah besar atau kecil-habis begitu saja untuk membayar berbagai macam pengeluaran pengeluaran yang tidak perlu.Langkah yang saya ambil adalah saya akan melakukan prioritas-prioritas pengeluaran yang saya anggap penting sampai pada pengeluaran yang tidak terlalu penting.Selain itu juga saya akan mendahulukan kebutuhan daripada keinginan dan mewaspadai pos pos pengeluaran yang berpotensi menjadi besar bila tidak dijaga dengan baik.Alhamdulillah saat ini pos pengeluaran saya terutama cicilan utang sudah tidak ada lagi setelah terakhir cicilan motor yang lunas di tahun 2013 kemarin.Dengan melakukan pengelolaan penghasilan serta merinci pos pengeluaran setiap bulannya,saya menghindari terjadinya defisit keuangan.Karena bila sampai defisit akan menimbulkan berbagai masalah dalam rumah tangga mulai dari percekcokan,perceraian,harga diri turun drastis dan sebagainya.

Terkait perbedaan kebutuhan dan keinginan,tidak ada batasan yang pasti untuk menentukannya. Mengutip dari bukunya Pak Safir Senduk yang berjudul "Siapa Bilang Jadi Karyawan Ngak Bisa Kaya" yang diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo,perbedaan kebutuhan dan keinginan adalah dari segi bahasa, “butuh" adalah kata sifat yang menunjukkan bahwa kita memang harus melakukan satu hal (apa pun itu) karena memang di-“butuh”-kan. Misalnya, membayar ini atau membayar itu yang memang menjadi kebutuhan.Sebaliknya, “ingin” menunjukkan bahwa tindakan yang kita lakukan lebih karena kita memang meng-“ingin”-kannya.Pada kenyataannya, “butuh” dan “ingin” juga memiliki perbedaan-perbedaan lain yang sering kali tidak kita sadari sehingga kita sering melanggarnya.

Pertama,“butuh” adalah satu hal yang harus kita prioritaskan, sementara “ingin” bisa dilakukan dilakukan setelah yang “butuh” terpenuhi.Namun faktanya kebanyakan kita sering kali memakai gaji untuk hal-hal yang memang kita “inginkan” terlebih dahulu sebelum membeli hal-hal yang kita
butuhkan”. Jadi, pantas saja banyak orang yang sudah kehabisan uang bahkan sebelum mereka membeli kebutuhan-kebutuhannya. Ini terjadi karena mereka mendahulukan keinginan daripada kebutuhan.
Kedua, “butuh” umumnya ada batasnya, tapi “ingin” biasanya tidak. Kebutuhan membeli sembako, membayar transportasi, pulsa HP, pasti ada batasan rupiahnya,jumlahnya pasti segitu-gitu saja. Akan tetapi, “ingin”, biasanya tidak ada batasnya.Apa pun yang Anda lihat di toko atau mal saat ini bisa jadi Anda inginkan.Bahkan setiap kali Anda datang ke toko atau ke mal, setiap kali itu juga
biasanya keinginan Anda untuk membeli jadi besar. Tidak ada jaminan bahwa keinginan Anda setiap bulan akan terus sama jumlahnya kalau dilihat dari rupiahnya.Bisa jadi lebih besar pada bulan tertentu, menurun di bulan depannya,tapi meningkat dua kali dibanding bulan pertama pada bulan ketiga. Jadi, kenapa gaji Anda sering kali habis?Pada beberapa kasus adalah karena kita, selain mendahulukan keinginan daripada kebutuhan, juga memiliki keinginan tidak terbatas. Padahal, kalau hanya difokuskan pada kebutuhan, biasanya gaji kita masih cukup.
Ketiga, “butuh” biasanya tidak selalu kita “inginkan” dan “ingin” biasanya tidak selalu kita “butuhkan”. Apa pun yang kita beli karena kita butuhkan seperti sembako,pulsa HP, membayar telepon,listrik, dan seterusnya tidak selalu kita inginkan.Beberapa di antaranya bahkan tidak kita inginkan sama sekali, tapi karena kita butuh,ya kita beli.Sebaliknya, barang-barang yang kita beli
karena memang “ingin”, kadang-kadang tidak selalu kita butuhkan, tapi toh kita beli juga karena memang kita ingin.Baju bagus misalnya (padahal baju kita sudah penuh sampai satu lemari), HP keluaran terbaru, atau hal-hal semacam itu.

Jadi,pertimbangkan secara matang sebelum kita membeli sesuatu,apakah barang tersebut memang menjadi kebutuhan kita atau sekedar mewujudkan keinginan kita.

Tak lupa juga saya harus menyisihkan sebagian pendapatan bulanan saya untuk mempersiapkan biaya pendidikan bagi kedua anak saya.Anak pertama saya sekarang ini sudah duduk di kelas 4 SD, tahun 2018 sudah masuk SMP,tahun 2021 masuk SMA dan tahun 2024 masuk perguruan tinggi. Sementara adiknya saat ini baru berumur 2 tahun,pada tahun 2018 masuk TK,tahun 2020 sudah masuk SD,tahun 2023 masuk SMP,tahun 2026 masuk SMA dan tahun 2029 masuk perguruan tinggi. Dipastikan pada tahun tahun tersebut saya harus menyediakan uang tunai untuk biaya anak masuk sekolah.Seperti kita ketahui bersama,dari tahun ke tahun biaya pendidikan ini selalu meningkat. Bila tidak saya siapkan sedini mungkin,bila waktunya membayar biaya masuk sekolah tiba saya akan kerepotan sendiri.Nah,agar beban keuangan saya tidak terlalu berat di tahun tahun tersebut, saya memilih produk tabungan pendidikan sebagai persiapan biaya pendidikan kedua anak saya tersebut.Pertimbangannya nominal setoran bulanannya yang fleksibel dan saya masih mampu membayarnya.Kebetulan bank tempat pay roll gaji bulanan saya ditransfer mempunyai produk tabungan pendidikan dan telah dilengkapi dengan proteksi asuransi.Jadi jika saya mengalami risiko kematian,pembayaran bulanannya akan diteruskan oleh pihak asuransi sampai jatuh tempo.Selain itu dengan memanfaatkan fasilitas autodebet di awal bulan,saya tidak perlu repot harus menyetor sendiri ke bank atau mentransfer lewat ATM setiap bulannya serta mendisplinkan diri untuk menabung.

Seiring bertambahnya usia saya,berbagai risiko siap menghadang di depan mata.Risiko kecelakaan, kematian,musibah pada rumah,musibah di tempat kerja,PHK atau sakit yang membutuhkan biaya pengobatan yang besar seperti jantung,kanker,stroke,diabetes dan lain sebagainya.Jika berbagai risiko tersebut sampai menimpa saya sedangkan saya tidak punya perlindungan,maka dana yang terkumpul untuk masa depan anak bisa saja habis terkuras bahkan asset yang saya miliki seperti tanah,rumah,tabungan ataupun emas bisa juga habis terjual. Disinilah saya mulai berpikir bahwa saya perlu memiliki proteksi asuransi seperti asuransi jiwa,asuransi kesehatan maupun asuransi kerugian.Dari berbagai perusahaan asuransi yang ada di Indonesia,saya memilih PT Sun Life Financial Indonesia dan sejak tahun 2008 saya sudah menjadi nasabahnya dengan mengambil produk unitlinknya.Dana Xtra Aggressive menjadi pilihan investasi saya dengan premi tahunan dengan masa pembayaran premi selama 8 tahun.Unitlink ini gabungan antara asuransi jiwa dan investasi.Komposisi aset dari Dana Xtra Aggressive adalah 89.83 % ditempatkan di saham unggulan dan 10.17% ditempatkan di pasar uang.Selama tahun 2014 kemarin,Dana Xtra Agressive telah memberikan imbal hasil sebesar 26.70 % atau 4.41% diatas tolok ukurnya yaitu IHSG.


Kenapa saya memilih Sun Life?Ada beberapa alasan diantaranya adalah reputasi Sun Life Financial sebagai organisasi jasa keuangan internasional terkemuka yang menyediakan aneka produk asuransi dan wealth management untuk nasabah individu dan korporat.Beragam produk proteksi dan pengelolaan kekayaan mulai dari asuransi jiwa,pendidikan,kesehatan dan perencanaan hari tua tersedia.Didirikan pada 1865,Sun Life Financial dan para mitranya saat ini beroperasi di pasar utama dunia yaitu Kanada,Amerika Serikat,Inggris,Irlandia,Hong Kong,Filipina,Jepang,Indonesia, India,China,Malaysia,Vietnam dan Bermuda.Sedangkan di Indonesia,Sun Life hadir pada tahun 1995.Dari sisi laporan keuangan perusahaan ini menunjukkan kondisi yang sangat baik yaitu per 30 Juni 2015, tingkat Risk Based Capital/RBC (konvesional) Sun Life Financial Indonesia adalah 664 %. Angka ini jauh melampaui ketentuan minimal yang ditetapkan oleh pemerintah yakni 120 persen.
Sedangkan tingkat Risk Based Capital/RBC di bagian Syariah adalah 122%, jauh lebih tinggi dari persyaratan pemerintah yaitu 30%.Total aset kedua bagian tersebut adalah Rp 6.14 Triliun.

Didukung jalur distribusi yang kuat yang terdiri dari 93 kantor pemasaran konvensional dan 43 kantor pemasaran syariah di 58 kota di seluruh Indonesia dengan jumlah agen lebih dari 9000 agen.Selain itu juga didukung oleh lebih dari 200 telemarketer yang tersebar di berbagai call center di jaringan kemitraan.Sedangkan di bisnis asuransi syariah,unit bisnis syariah di Sun Life dibentuk pada Desember 2010 dan jalur distribusi agency khusus syariah beroperasi pertama kali pada Maret 2014.Sun Life merupakan perusahaan asuransi jiwa pertama di Indonesia yang memisahkan distribusi unit bisnis konvensional dan syariah.Selain itu,Sun Life memberikan kemudahan kepada nasabahnya dalam pembayaran setoran preminya dengan menggunakan virtual account di bank CIMB Niaga.

Sebagai penutupnya,bahwa profesi apapun baik sebagai karyawan,profesional,pengusaha serta investor memiliki peluang yang sama untuk menjadi kaya asalkan tahu bagaimana mengelola penghasilannya.Memang keberhasilan dalam mengelola keuangan ini sering kali sangat membutuhkan pengorbanan.Salah satunya adalah mengubah cara berpikir dan yang paling penting adalah segera bertindak.Karena kata "belajar" dan "melakukan" adalah dua hal yang sangat berbeda.Banyak orang yang lebih senang belajar,belajar dan belajar,tapi ketika harus melakukan apa yang dipelajari, eit nanti dulu.Udah enak-enak di kondisi yang sekarang, eeeh, malah disuruh melakukan hal lain yang mengganggu rasa nyaman yang biasa didapat…..Jadi bagaimana dengan pengelolaan keuangan anda,sudahkah anda mengelolanya dengan bijak agar mimpi anda bisa terbeli?


No comments: