Indonesia,negara
yang terkenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia terbentang
dari Sabang sampai Merauke sepanjang 5,428 km,yang tersusun dalam
ribuan pulau besar dan kecil, yang terhubung oleh berbagai selat dan
laut.Jumlah pulau yang terdaftar dan berkoordinat sampai saat ini
berjumlah 13.466
pulau.Sedangkan
jumlah suku bangsa yang mendiami berbagai pulau tersebut menurut data
sensus terakhir berjumlah 1.128
suku bangsa.Dengan
begitu banyak suku bangsa yang ada di Indonesia,beraneka ragam pula
adat istiadat,bahasa daerah serta kultur masyarakatnya.Selain
dianugerahi kemajemukan masyarakatnya,alam Indonesia juga terkenal
dengan keindahan dan ragam pesona flora dan faunanya.Ditambah dengan
berbagai peninggalan kejayaan peradaban nenek moyang kita sampai saat
ini masih berdiri dengan megah seperti candi Borobudur,candi
Prambanan, candi Dieng serta masih banyak situs budaya lainnya.
Salah
satu contoh acara seni budaya adiluhung dan sudah sangat akrab
terutama di kalangan masyarakat Pulau Jawa adalah pagelaran wayang
kulit.Di berbagai daerah lainnya di Nusantara juga terdapat berbagai
macam jenis wayang seperti wayang golek dari Jawa Barat.Bahkan di
negara tetangga kita seperti Malaysia dan Thailand juga memiliki
kebudayaan wayang yang sedikit banyak terpengaruh wayang dari Pulau
Jawa.
Kembali
ke era tahun 80-an ketika saya masih berumur 6-7 tahun.Disetiap
tahunnya,seorang tokoh masyarakat yang sangat terkenal di desa saya
selalu mengadakan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk.Saya masih
ingat betul 3 hari sebelum puncak acara pagelaran wayang kulit
tersebut,disekitar rumah tinggal sang tokoh masyarakat tersebut sudah
disesaki oleh beragam pedagang yang menjajakan aneka
dagangannya.Suasananya sangat meriah sekali.Apalagi sewaktu acara
pagelaran wayang kulitnya akan dimulai,para penonton,tua muda,remaja
maupun orang tua berdesakan ingin menyaksikan pertunjukan wayang
kulit tersebut.
Sayangnya
saat ini,entah mengapa pagelaran wayang kulit tersebut sudah sangat
jarang dipentaskan di tempat tokoh masyarakat di desa saya
tersebut.Padahal kalau kita amati dengan seksama, pagelaran wayang
kulit ini membawa pesan filosofis tentang tatanan hidup
berbangsa,bernegara dan hubungan antar bangsa yang penuh makna.Selain
itu akhir-akhir ini pagelaran wayang kulit digelar dengan cara
modern,diselingi nyanyian dan tarian yang atraktif,seakan-akan
merupakan pagelaran multi kultur dengan tehnik multi media yang
canggih.Para penontonnya tidak selalu dari kalangan generasi tua
saja,generasi muda pun terlihat asyik menonton pagelaran wayang kulit
modern ini.Ini menjadi bukti bahwa kesenian wayang kulit sudah
menjadi kebanggaan seluruh anak bangsa Indonesia,tidak hanya
masyarakat Jawa saja.
Namun,dibalik
gemebyarnya pertunjukan wayang kulit tersebut ternyata dalam proses
pembuatan wayangnya membutuhkan kesabaran,keuletan dan ketlatenan
dari sang pengrajin.Tidak jarang sang pembuat wayang kulit harus
menjalani “laku”
terlebih dahulu agar mendapatkan kemudahan dalam membuat berbagai
macam wayang tersebut.Nah,untuk mengetahui bagaimana sebuaha wayang
dibuat,kebetulan belum lama ini saya jalan jalan ke kota Solo dan
mengunjungi Kraton Solo serta area disekilingnya.Tepatnya di Alun
alun Utara Keraton Solo terdapat sebuah pasar cinderamata tradisional
yang menjual berbagai macam pernak pernik cindermata khas kota
Solo.Nah,di tengah pasar tersebut berdiri sebuah Sentra Pembuatan
Wayang Kulit,yang bernama Balai Agung Kasunanan Surakarta. Tempat ini
merupakan satu satunya tempat pembuatan wayang kulit yang langsung
diasuh oleh pihak Keraton Solo.Di Balai Agung ini kita dapat
menyaksikan secara langsung proses pembuatan wayang kulit mulai dari
pemrosesan kulit mentah hingga proses finishing dan siap digunakan
untuk pementasan.
Berikut
ini langkah langkah dalam proses pembuatan sebuah wayang kulit :
Langkah
pertamanya adalah dimulai dari proses awal bahan baku yaitu kulit.Di
Balai Agung Kasunanan Surakarta biasanya menggunakan kulit kerbau
sebagai bahan dasar Wayang.Pada mulanya lembaran kulit kerbau dipilih
yang berkualitas paling bagus.Kemudian kulit tersebut digambar pola
dasar tokoh Wayang-nya.Tokoh-tokoh wayang tersebut biasanya diambil
dari jenis wayang yang memiliki alur cerita tersendiri.
Kulit kerbau yang sudah kering dan siap untuk ditatah (dok.indonesiakaya.com)
Selanjutnya,
kulit yang telah digambar pola tadi direndam dalam air sekitar 1
minggu.Kemudian kulit dikeringkan dengan cara direntang dan
diangin-anginkan.Proses pengeringan ini tidak boleh terkena sinar
matahari secara langsung.Proses pengeringan ini bisa memakan waktu 1
minggu bahkan bisa lebih bila cuaca tidak mendukung.
Setelah
benar-benar kering,kulit kemudian memasuki tahap Tatah.
Kulit yang sudah kering tadi dipahat dan diukir.Pengerjaan proses ini
membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang tinggi.Karena terdapat
banyak sekali jenis ukiran dan pahatan,serta ukurannya yang cukup
kecil dan detail. Disamping itu,Tatah-an
ini harus sesuai dengan Pakem
(aturan adat) dari
Keraton Solo.Oleh karena itu,proses Tatah
ini memakan waktu yang
cukup lama juga yaitu sekitar 2 minggu.Di Balai Agung tersebut kita
bisa melihat pengerjaan Tatah
yang mengagumkan ini
secara langsung.Sebagai informasi,sebaiknya kita tidak mengajak
berbicara pengrajin yang sedang memahat pada proses ini karena bisa
merusak konsentrasi mereka.
Proses tatah yang membutuhkan kesabaran dan ketelitian dari perajin wayang kulit (dok.travel.kompas.com)
Kulit
yang telah dipahat sudah memiliki bentuk tokoh wayang.Namun belum
berwujud utuh, melainkan bagian per bagian.Bagian wayang yang telah
selesai dipahat ini kemudian dialihkan ke tahap berikutnya yaitu
Sungging.Proses
sungging
ini juga memakan waktu yang sama dengan Tatahan.Karena
Sunggingan juga
memerlukan ketelitian dan kesabaran yang cukup tinggi.Selain
kerumitannya,ukuran,jenis dan banyaknya ukiran dalam sebuah
wayang,diproses sungging ini juga dipakai warna emas yang
beragam.Seperti emas grenjeng,bron
dan prodo.Emas
yang dipakai ini bukan cat atau kertas yang berwarna emas,tetapi
betul-betul emas.Biasanya berkisar sampai 18 karat. Emas-emas
tersebut disesuaikan dengan jenis ukiran serta pakem
yang berlaku.Proses
pengeringan wayang yang sudah diberi warna,hanya diangin-anginkan
saja.Dan wayang sudah siap digunakan untuk pementasan tentu bersama
wayang wayang lainnya.
Proses sungging (dok.kesolo.com)
Dari
berbagai proses pembuatan wayang kulit tersebut diatas,perlu waktu
sekitar minimal 6 minggu untuk menyelesaikan pembuatan sebuah wayang
yang memiliki nilai seni tinggi.Maka tidak mengherankan bila harga
jual dari wayang wayang kulit tersebut mencapai jutaan rupiah
tergantung dari ukuran,jenis wayang serta banyaknya
sunggingan.Kesabaran,keuletan,ketelitian dan kerja keras dari
pengrajin wayang inilah yang menghasilkan sebuah wayang yang dapat
menghibur dan memberikan pesan moral tersembunyi kepada kalangan
masyarakat sewaktu dipentaskan oleh seorang dalang.Berkat keunikannya
tersebut,wayang mendapatkan penghargaan dari UNESCO dan mengakuinya
sebagai World
Master Piece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.Inilah
mahakarya seni budaya negeri Nusantara yang bercitarasa seni yang
tinggi.Mari kita jaga dan lestarikan nilai nilai luhur kesenian wayang kulit ini agar
anak cucu kita masih dapat menyaksikannya.
No comments:
Post a Comment