Tuesday, June 30, 2015

Wayang Kulit,Mahakarya Seni Budaya Negeri

Indonesia,negara yang terkenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia terbentang dari Sabang sampai Merauke sepanjang 5,428 km,yang tersusun dalam ribuan pulau besar dan kecil, yang terhubung oleh berbagai selat dan laut.Jumlah pulau yang terdaftar dan berkoordinat sampai saat ini berjumlah 13.466 pulau.Sedangkan jumlah suku bangsa yang mendiami berbagai pulau tersebut menurut data sensus terakhir berjumlah 1.128 suku bangsa.Dengan begitu banyak suku bangsa yang ada di Indonesia,beraneka ragam pula adat istiadat,bahasa daerah serta kultur masyarakatnya.Selain dianugerahi kemajemukan masyarakatnya,alam Indonesia juga terkenal dengan keindahan dan ragam pesona flora dan faunanya.Ditambah dengan berbagai peninggalan kejayaan peradaban nenek moyang kita sampai saat ini masih berdiri dengan megah seperti candi Borobudur,candi Prambanan, candi Dieng serta masih banyak situs budaya lainnya.

Salah satu contoh acara seni budaya adiluhung dan sudah sangat akrab terutama di kalangan masyarakat Pulau Jawa adalah pagelaran wayang kulit.Di berbagai daerah lainnya di Nusantara juga terdapat berbagai macam jenis wayang seperti wayang golek dari Jawa Barat.Bahkan di negara tetangga kita seperti Malaysia dan Thailand juga memiliki kebudayaan wayang yang sedikit banyak terpengaruh wayang dari Pulau Jawa.


Kembali ke era tahun 80-an ketika saya masih berumur 6-7 tahun.Disetiap tahunnya,seorang tokoh masyarakat yang sangat terkenal di desa saya selalu mengadakan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk.Saya masih ingat betul 3 hari sebelum puncak acara pagelaran wayang kulit tersebut,disekitar rumah tinggal sang tokoh masyarakat tersebut sudah disesaki oleh beragam pedagang yang menjajakan aneka dagangannya.Suasananya sangat meriah sekali.Apalagi sewaktu acara pagelaran wayang kulitnya akan dimulai,para penonton,tua muda,remaja maupun orang tua berdesakan ingin menyaksikan pertunjukan wayang kulit tersebut.

Sayangnya saat ini,entah mengapa pagelaran wayang kulit tersebut sudah sangat jarang dipentaskan di tempat tokoh masyarakat di desa saya tersebut.Padahal kalau kita amati dengan seksama, pagelaran wayang kulit ini membawa pesan filosofis tentang tatanan hidup berbangsa,bernegara dan hubungan antar bangsa yang penuh makna.Selain itu akhir-akhir ini pagelaran wayang kulit digelar dengan cara modern,diselingi nyanyian dan tarian yang atraktif,seakan-akan merupakan pagelaran multi kultur dengan tehnik multi media yang canggih.Para penontonnya tidak selalu dari kalangan generasi tua saja,generasi muda pun terlihat asyik menonton pagelaran wayang kulit modern ini.Ini menjadi bukti bahwa kesenian wayang kulit sudah menjadi kebanggaan seluruh anak bangsa Indonesia,tidak hanya masyarakat Jawa saja.

Namun,dibalik gemebyarnya pertunjukan wayang kulit tersebut ternyata dalam proses pembuatan wayangnya membutuhkan kesabaran,keuletan dan ketlatenan dari sang pengrajin.Tidak jarang sang pembuat wayang kulit harus menjalani “laku” terlebih dahulu agar mendapatkan kemudahan dalam membuat berbagai macam wayang tersebut.Nah,untuk mengetahui bagaimana sebuaha wayang dibuat,kebetulan belum lama ini saya jalan jalan ke kota Solo dan mengunjungi Kraton Solo serta area disekilingnya.Tepatnya di Alun alun Utara Keraton Solo terdapat sebuah pasar cinderamata tradisional yang menjual berbagai macam pernak pernik cindermata khas kota Solo.Nah,di tengah pasar tersebut berdiri sebuah Sentra Pembuatan Wayang Kulit,yang bernama Balai Agung Kasunanan Surakarta. Tempat ini merupakan satu satunya tempat pembuatan wayang kulit yang langsung diasuh oleh pihak Keraton Solo.Di Balai Agung ini kita dapat menyaksikan secara langsung proses pembuatan wayang kulit mulai dari pemrosesan kulit mentah hingga proses finishing dan siap digunakan untuk pementasan.

Berikut ini langkah langkah dalam proses pembuatan sebuah wayang kulit :
Langkah pertamanya adalah dimulai dari proses awal bahan baku yaitu kulit.Di Balai Agung Kasunanan Surakarta biasanya menggunakan kulit kerbau sebagai bahan dasar Wayang.Pada mulanya lembaran kulit kerbau dipilih yang berkualitas paling bagus.Kemudian kulit tersebut digambar pola dasar tokoh Wayang-nya.Tokoh-tokoh wayang tersebut biasanya diambil dari jenis wayang yang memiliki alur cerita tersendiri.

Kulit kerbau yang sudah kering dan siap untuk ditatah (dok.indonesiakaya.com)

Selanjutnya, kulit yang telah digambar pola tadi direndam dalam air sekitar 1 minggu.Kemudian kulit dikeringkan dengan cara direntang dan diangin-anginkan.Proses pengeringan ini tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung.Proses pengeringan ini bisa memakan waktu 1 minggu bahkan bisa lebih bila cuaca tidak mendukung.


Setelah benar-benar kering,kulit kemudian memasuki tahap Tatah. Kulit yang sudah kering tadi dipahat dan diukir.Pengerjaan proses ini membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang tinggi.Karena terdapat banyak sekali jenis ukiran dan pahatan,serta ukurannya yang cukup kecil dan detail. Disamping itu,Tatah-an ini harus sesuai dengan Pakem (aturan adat) dari Keraton Solo.Oleh karena itu,proses Tatah ini memakan waktu yang cukup lama juga yaitu sekitar 2 minggu.Di Balai Agung tersebut kita bisa melihat pengerjaan Tatah yang mengagumkan ini secara langsung.Sebagai informasi,sebaiknya kita tidak mengajak berbicara pengrajin yang sedang memahat pada proses ini karena bisa merusak konsentrasi mereka.

Proses tatah yang membutuhkan kesabaran dan ketelitian dari perajin wayang kulit (dok.travel.kompas.com)

Kulit yang telah dipahat sudah memiliki bentuk tokoh wayang.Namun belum berwujud utuh, melainkan bagian per bagian.Bagian wayang yang telah selesai dipahat ini kemudian dialihkan ke tahap berikutnya yaitu Sungging.Proses sungging ini juga memakan waktu yang sama dengan Tatahan.Karena Sunggingan juga memerlukan ketelitian dan kesabaran yang cukup tinggi.Selain kerumitannya,ukuran,jenis dan banyaknya ukiran dalam sebuah wayang,diproses sungging ini juga dipakai warna emas yang beragam.Seperti emas grenjeng,bron dan prodo.Emas yang dipakai ini bukan cat atau kertas yang berwarna emas,tetapi betul-betul emas.Biasanya berkisar sampai 18 karat. Emas-emas tersebut disesuaikan dengan jenis ukiran serta pakem yang berlaku.Proses pengeringan wayang yang sudah diberi warna,hanya diangin-anginkan saja.Dan wayang sudah siap digunakan untuk pementasan tentu bersama wayang wayang lainnya.

Proses sungging (dok.kesolo.com)

Dari berbagai proses pembuatan wayang kulit tersebut diatas,perlu waktu sekitar minimal 6 minggu untuk menyelesaikan pembuatan sebuah wayang yang memiliki nilai seni tinggi.Maka tidak mengherankan bila harga jual dari wayang wayang kulit tersebut mencapai jutaan rupiah tergantung dari ukuran,jenis wayang serta banyaknya sunggingan.Kesabaran,keuletan,ketelitian dan kerja keras dari pengrajin wayang inilah yang menghasilkan sebuah wayang yang dapat menghibur dan memberikan pesan moral tersembunyi kepada kalangan masyarakat sewaktu dipentaskan oleh seorang dalang.Berkat keunikannya tersebut,wayang mendapatkan penghargaan dari UNESCO dan mengakuinya sebagai World Master Piece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.Inilah mahakarya seni budaya negeri Nusantara yang bercitarasa seni yang tinggi.Mari kita jaga dan lestarikan nilai nilai luhur kesenian wayang kulit ini agar anak cucu kita masih dapat menyaksikannya.

No comments: