Tuesday, June 30, 2015

Batik Tulis,Mahakarya Fashion Indonesia

Kain batik sudah menjadi identitas bagi bangsa Indonesia.Lembaga UNESCO pun mengakui batik merupakan warisan asli dari bangsa Indonesia ini dan ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi ((Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009.

Sudah menjadi keharusan bagi kita sebagai warga negara Indonesia untuk melestarikan batik tersebut.Jangan malu memakai kain batik apalagi saat ini kain batik sudah dimanfaatkan berbagai desainer fashion sebagai inspirasi design model pakaiannya.Apalagi saat ini orang asing yang menyukai batik semakin bertambah jumlahnya mulai dari kepala negara seperti Nelson Mandela hingga kolektor kain terkenal yang berasala dari negara Jerman.Sang kolektor tersebut memiliki koleksi kain batik tulis yang didapat langsung dari pengrajin batik yang ada di Indonesia. Kebanyakan koleksinya merupakan kain batik tulis yang memiliki nilai istimewa pada tekstur dan coraknya.

Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.

Beberapa macam motif batik dibawah ini mengutip dari Koleksi Anggota PPBI (Paguyuban Pecinta Batik Indonesia) Sekar Jagad Yogyakarta. Batik tradisonal ini tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.

  1. Motif Purbanegara
 
Secara linguistik,purba adalah purwa (awal atau timur).Sedangkan negara adalah kota.Terdapat 3 tingkatan yang disebut negara yaitu
  1. Kuthanegara (njeron beteng)
  2. Negara Agung (njeron beteng ditambah kabupaten)
  3. Manca Negara (daerah diluar a dan b).dalam hal Yogyakarta,manca negara berarti tanah perdikan seperti Kedu,Rajeg Wesi/Banjarnegara,Purbalingga dan lain-lain.
Raja adalah asal usul dari a,b dan c.Raja harus mampu seperti matahari terbit yang berawal dari timur,mampu menghidupi dan menerangi rakyatnya.Kain batik motif Purbanegara ini dipakai oleh Raja pada saat menjalankan fungsi sebagai fungsionaris Kerajaan,salah satunya pada saat Pisowanan Ageng.

  1. Motif Wahyu Tumurun


Wahyu adalah terbukanya tabir Illahi bagi mereka yang beruntung akan atau telah mendapatkannya. Terbukanya/terjadinya alam semesta dimulai dari tumbuhan,hewan dan seterusnya termasuk manusia. Motif ini berpola semen yang berarti semi,muncul tunas baru dari kehidupan yang dibuka tabir Illahi.Wahyu Tumurun merupakan do'a atau harapan bagi terwujudnya kehidupan yang berkelanjutan secara sempurna sesuai tahapan aau kodrat masing-masing makhluk agar dapat mencapai kehidupan yang tenang,berhasil dan tenteram.Motif Wahyu Tumurun sebaiknya dipakai pada acara yang berkaitan dengan kemunculan kehidupan,kelahiran atau memelihara sesuatu.Tepat dipakai pada waktu acara tujuh bulan kehamilan (mitoni atau tingkeban) dan dipakai pada urutan pertama kali.

  1. Motif Ciptaning

Motif batik Ciptaning ini berisi cerita tentang tokoh wayang Begawan Ciptaning.Nama lengkapnya adalah Sucipta Wening.Begawan ini tidak lain adalah Arjuna saat bertapa di goa Mintaraga untuk meminta kepada Sang Hyang Widhi (Dewa) agar diberi kemenangan dalam perang Bharatayudha dan agar Pandawa tetap utuh.Mintaraga/mitaraga artinya menyiksa diri atau mesu budi dalam mencapai tujuan.Saat bertapa tersebut Begawan Ciptaning mendapatkan beberapa tahapan godaan yang mampu dikalahkannya.Oleh karena itu,batik Ciptaning memiliki beberapa motif. Misalnya motif yang menggambarkan Arjuna dikelilingi beberapa raksasa kecil sebagai penggambaran hawa nafsu duniawi yang harus dikalahkan.Dalam versi Islam dikenal warna putih,merah,kuning dan hitam. Dalam versi Hindu warnanya adalah putih,merah,kuning,hitam dan biru.Dengan demikian,ada beberapa jenis motif Ciptaning dan motif tersebut biasanya berurutan seperti urutan yang terdapat dalam cerita pewayangan.Motif batik ini biasa dipakai dalam kondisi mesu budi, dalam situasi serius atau prihatin misalnya dipakai oleh dalang wayang kulit saat mementaskan lakon-lakon wingit,seperti lakon Bharatayudha,Ramayana dan lain-lain.Biasa juga dipakai oleh paraga yang memimpin upacara ruwatan,merti desa,tumplak apem,tumplak wajik dan lain-lain.

  1. Motif Gringsing Mangkara


Dalam mitologi,gringsing adalah titik-titik merah di dalam tubuh seorang wanita yang darinya akan mampu diciptakan kehidupan,yaitu inti dari telur atau sel telur di dalam rahim seorang wanita. Sedangkan mangkara (makara) adalah udang.Mangkara dapat berarti Dewa Kama,dewa kehidupan,dewa dimulainya asal muasal kehidupan.Kehidupan manusia dimulai dalam seorang ibu atau wanita pada saat dia telah membawa atau mempunyai kehidupan dalam tubuhnya yaitu tahapan kehamilan pada waktu ngidam.Bentuk gringsing bukan bentuk bulat dengan titik-titik,juga bukan bentuk elips/lonjong yang di titik,tetapi merupakan metamorfosis dari bentuk segi delapan yang menggambarkan delapan segi kehidupan.Karena berukuran kecil dan berpola rumit akhirnya bentuk segi delapan mendapat bentuk baru yang dilengkungkan.Ini adalah kiasan cerita prenatal dari kehidupan.Motif ini merupakan bukti kearifan nenek moyang bahwa pendidikan dan do'a dilakukan atau diperhatikan mulai dari terjadinya awal kehidupan.Kain ini sebaiknya dipakai oleh para calon ibu pada acara mitoni sesudah pemakaian kain Wahyu Tumurun.

  1. Motif Nitik Cakar


Nitik cakar secara harfiah adalah titik-titik yang membentuk motif cakar.Cakar adalah alat utama pencari makan dari hewan unggas.Motif ini mengibaratkan harapan dari pembuat dan pemakainya untuk diberi kelancaran dalam mencari nafkah agar tercapai kehidupan yang tenang dan makmur. Pada pemahaman ini,motif batik Nitik Cakar layak dipakai pada cara siraman calon temanten. Namun,jika diartikan sebagai lanjutan dari motif Gringsing Mangkara,maka motif Nitik Cakar merupakan pengembangan bentuk gringsing berupa titik-titik yang membentuk motif.Sesuai dengan filosofinya,motif ini tepat dipakai pada waktu calon ibu siap melahirkan (babaran). Dapat pula dipakai sebagai kopohan pada waktu melahirkan.Kopohan akan disimpan dan dipercaya dapat digunakan sebagai sarana penyembuhan apabila si anak menderita demam dan lain-lain (dapat dipakai sebagai penyejuk,nyep-nyep).
 
  1. Motif Kawung

      



    Pola Kawung termasuk dalah satu motif batik kuno.Motif Kawung pada kain penutup aurat (mungkin juga merupakan motif tenun) telah dijumpai dalam ornamen candi di Indonesia.Motif Kawung ini berbentuk empar ellips yang berpusat pada satu titik.Secara harfiah,kawung adalah kapuk randhu. Dari filosofinya,wanita yang telah menerima sukra berarti telah menjadi tempat/inang untuk kehidupan.Segera setelah bertemu dengan inti telur (swanita),sukra pecah menjadi empat bagian yang simetris.Dalam kehidupan selanjutnya,empat bagian ini akan menjadi sedulur papat yaitu
    1. kakang kawah
    2. kakang ketuban
    3. kakang pembungkus (ludira)
    4. adhi ari-ari.
    Keempatnya akan selalu menemani kehidupan manusia sampai akhir hayat.Arti lain dari Kawung yaitu adanya 4 pancer kehidupan yang berpengaruh pada manusia.Pancer timur (matahari terbit) merupakan sumber energi.Pancer selatan (arah terik matahari) merupakan puncak dari kehidupan. Pancer barat (arah matahari terbenam) merupakan menurunnya/surutnya kehidupan diikuti dengan ketenangan atau kesunyian.Pancer utara (berakhirnya kehidupan) menghadap ke utara pada waktu kita menghadap Sang Khalik.Kain batik motif Kawung tepat dikenakan oleh calon ayah pada upacara 7 bulanan (mitoni).Saat calon sang ayah memotong janur yang dililitkan pada perut calon ibu,kain motif Kawung yang dikenakan melambangkan kekuatan calon ayah dalam membuka jalan kehidupan bagi calon anaknya.Terdapat bemacam-macam ukuran Kawung;Kawung Bribil, Kawung Picis dan Kawung Sen.Ukuran ini dapat di identifikasikan sebagai tahapan kehidupan yang terjadi.
      


  2. Motif Sekar Jagad

 
Sekar adalah bunga,sedangkan jagad adalah semesta yaitu kumpulan makhluk berupa tumbuhan,hewan,manusia dan makhluk-makhluk lainnya yang bergerak di alam semesta.Dalam motif Sekar Jagad,segala isen-isen atau latar dapat dijumpai di setiap kolongan atau cengkorongannya. Isi dari tiap cengkorongan sangat beragam,tergantung dari pemahaman akan pengalaman hidup,kreativitas dan intelektualitas si pembuat.Dalam kosmologi,kehidupan berasal dari bunga padma (bunga teratai).Dalam konsep bunga padma inilah kehidupan alam semesta dimulai.Sementara kehidupan ini berasal dari air.Ner(air),Nara (manusia).Sekar Jagad merupakan rentangan kehidupan yang terjadi.Inti dari motif ini adalah pernyataan syukur dan kekaguman kepada Sang Pencipta atas adanya kehidupan yang demikian indah dan beraneka ragam.

  1. Motif Kasatriyan
Berasal dari kata ksatriya,yaitu ia yang hidupnya di lingkungan kasatriyan atau di medan perang.Medan perang laga dalam hal ini tidak selalu identik dengan musuh secara fisik,melainkan bertalian dengan alam semesta.Bagaimana manusia harus berperan sehingga mengalahkan,menguasai serta megendalikan dan hidup berdampingan secara selaras dengan semesta untuk mencapai tataran kehidupan yang diinginkannya.Kasatriyan disimbolkan dengan motif manggala berbentuk geometris.Manggala adalah lingkaran,lingkaran suci (holy circle). Manusia harus menjalani perangnya dan berusaha memenangkannya.Perang dalam hal ini bukan semata berarti harfiah,melainkan masing masing manusia harus berperang dan memenangkan peperangan terhadap masing-masing tantangan sesuai dengan harkat atau fungsinya di dalam kehidupan ini,sesuai dengan dharma masing-masing.Sebagai contoh seorang guru/pendidik harus bisa hidup selaras,menguasai,mendidik dan mengarahkan muridnya sehingga dapat disebut ksatriya yang memenangkan perangnya.Kain batik motif Kasatriyan tepat dipakai pada waktu manusia menjalankan peran sesuai dengan fungsinya.

Jenis batik menurut teknik pembuatannya
Dari beragam jenis batik yang ada dipasaran,dapat dibedakan menurut teknik pembuatannya yaitu
  • Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
  • Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
  • Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.

Diantara ketiga jenis batik tersebut,proses pembuatan batik tulis yang membutuhkan ketelitian, kesabaran dan ketlatenan dari perajin batik.Setiap kain batik tulis yang dihasilkan pasti berbeda corak dan modelnya satu dengan lainnya,inilah keunikan dari batik tulis.Dihasilkan dari setiap tetes demi tetes malam dipadu dengan gerakan tangan pengrajin yang lemah gemulai. Hasilnya,kain batik tulis yang merupakan hasil olah jiwa perajin batiknya.Inilah mahakarya Indonesia yang harus kita jaga terus agar tidak runtuh dikikis perkembangan jaman.

Agar kita lebih memaknai kain batik tulis ini sebagai mahakarya Indonesia yang eksotik,berikut ini tahap demi tahap proses pembuatan kain batik tulis.

Tahap pertama adalah Nyorek / Mola

Tahap pertama ini merupakan cikal bakal dari corak dan motif dari kain batik yang akan dihasilkan.Biasanya perajin yang menggerjakan tahap Mola ini merupakan perajin yang senior yang lebih mengetahui berbagai macam pola dan motif batik.Sebelum dipola,dapat dilakukan pembersihan kain dari kanji yang disebut ngloyor dan pemadatan serat serat kain (ngemplong). Nyorek/mola sendiri dapat diartikan adalah mengambar motif menggunakan pensil diatas kain putih.Mola biasanya dilakukan dengan cara meniru pola motif yang sudah ada atau disebut dengan ngeblat.Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori.Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya.

 
Tahap kedua adalah Mbatik / nyanting
 
Tahap ini biasanya dilakukan oleh remaja puteri maupun ibu ibu.Kenapa?Karena mereka lebih sabar dan telaten dalam mengoreskan setiap tetes malam batik mengikuti pola yang sudah dibentuk sebelumnya.Tahap mbatik ini merupakan tahap menorehkan lilin/malam batik ke kain yang telah digambar menggunakan canting,dimulai dari nglowong (menggambar garis garis diluar pola) dan isen-isen (mengisi pola dengan berbagai macam bentuk).Proses isen isen antara lain adalah nyecek, yaitu membuat isian dalam pola yang sudah dibuat dengan cara memberi titik-titik (nitik).Nyanting ini digunakan untuk motif yang mempunyai pola yang halus.Sedangkan motif yang berukuran besar,proses mbatiknya menggunakan kuas.

Tahap ketiga adalah Nembok


 
Pada tahap ketiga ini adalah proses menutupi bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih atau warna lain yang diinginkan menggunakan canting untuk bagian yang halus dan kuas untuk bagian yang berukuran besar.Bagian tersebut ditutup dengan lapisan malam yang tebal seolah olah merupakan tembok penahan.Gunanya nembok ini adalah untuk membuat corak batik yang beraneka ragam warnanya. Semakin banyak warna yang akan dibuat,semakin banyak pula proses nembok-nya.Dibutuhkan kesabaran dan ketelitian dari perajin untuk menghasilkan corak batik yang memiliki motif isitimewa. 

Tahap keempat adalah Medel




Giliran kaum pria yang berperan di tahap ini.Tahap medel ini adalah proses pencelupan kain yang sudah dibatik ke cairan warna secara berulang -ulang sehingga mendapatkan warna yang diinginkan.Dalam proses pemberian warna terdapat istilah nyoga yaitu proses pencelupan /pewarnaan untuk mendapatkan warna coklat.Sama dengan proses nembok, semakin banyak warna yang akan dibuat proses medel-pun juga akan semakin sering.Semula warna yang digunakan adalah pewarna alami,seiring perkembangan jaman sekarang ini kebanyakan perajin batik menggunakan pewarna buatan.Sebenarnya lebih indah dan awet jika kain batik ini menggunakan pewarna alami.

Tahap kelima adalah Ngerok


Tahap ini juga membutuhkan kesabaran dan ketelitian yang tinggi.Ngerok adalah proses menghilangkan lilin/malam menggunakan alat penggerok yang biasanya terbuat dari lempengan logam.Setelah dilakukan pengerokan,beberapa motif dilanjutkan dengan proses mbironi,yaitu menutup bagian-bagian tertentu dengan malam agar tidak terkena warna pada proses pewarnaan berikutnya.Proses nembok,medel dan ngerok adalah satu kesatuan dalam pembentukan warna yang diinginkan oleh si pembatik.Semakin banyak warnanya akan semakin sering ketiga proses tersebut dilakukan berulang.Untuk menghasilkan motif batik seperti pada motif diatas,proses nembok,medel dan ngerok akan lebih sering dilakukan.Butuh kesabaran dan jiwa yang telaten untuk melakukan ketiga hal tersebut.


Tahap keenam adalah Nglorod

 
Merupakan tahapan akhir dalam proses pembuatan sehelai kain batik.Dalam tahap ini,pembatik melepaskan seluruh malam/lilin dengan cara memasukkan kain kedalam air mendidih.Setelah diangkat,kain dibilas dengan air bersih dan kemudian diangin-anginkan hingga kering.Setelah selesai,batik tersebut sudah siap untuk digunakan.

Itulah proses pembuatan kain batik tulis yang ternyata membutuhkan proses yang panjang dan waktu lama.Pembatik pun harus sabar dan telaten untuk menghasilkan kain batik yang bermutu tinggi.Sangat wajar harga kain batik tulis yang motif warnanya banyak harganya pun bisa mencapai jutaan rupiah.Sayangnya saat ini kaum muda kita tidak banyak yang tertarik menekuni dunia perbatikan,padahal inilah peninggalan nenek moyang kita yang memiliki nilai seni yang tinggi.Inilah Mahakarya Indonesia yang diakui oleh orang asing sebagai bagian dari budaya Nusantara.Akankah kita rela suatu saat nanti batik tulis ini akan hilang dan di caplok oleh negara lain?Kalau bukan kita siapa lagi yang akan menjaga warisan budaya ini dari derasnya arus globalisasi dunia.

Sumber referensi: Paguyuban Pecinta Batik Indonesia “Sekar Jagad” Yogyakarta.






 



No comments: