Beberapa
hari yang lalu,seorang kawan membuat status di sosial media tentang
adanya sebuah perusahaan di Jawa Timur yang merumahkan
karyawannya,bahasa halusnya PHK.Bagi yang menyandang status sebagai
karyawan seperti saya saat ini,kata PHK ini menjadi momok yang
menakutkan.Mengapa?Ditengah meningkatnya biaya hidup seperti bayar
listrik,bayar sekolah anak,uang dapur sampai dengan berbagai hal yang
berhubungan dengan gaya hidup serta naiknya harga harga kebutuhan
pokok,hilangnya sumber pendapatan utama tentu secara langsung memupus
impian hidup saya selanjutnya.Bisa nabung,investasi,pergi ibadah haji
ke tanah suci, membeli mobil,liburan setiap saat bersama keluarga ke
luar negeri serta masih banyak lagi impian saya selanjutnya.
Kenaikan
harga harga kebutuhan pokok pasca kenaikan harga BBM yang dilakukan
Pemerintah tahun kemarin nampaknya sudah bukan hal yang aneh
lagi.Bahkan sebelum harga BBM resmi naik, harga harga sudah mulai
merangkak naik mendahului.Tentu saja hal ini membawa konsekuensi yang
tidak sedikit pada anggaran rumah tangga setiap orang.Otomatis
pengeluaran akan bertambah sementara penghasilan...?Nampaknya diam
ditempat tidak bergerak.Seperti kondisi saat ini dimana penghasilanku
dari gaji sebagai karyawan masih masuk kategori "PAS",hanya
ngepas,atau pas pasan bahkan pas habis gajian langsung
bablasss...Lalu bagaimana mengatasinya?Menurut para ahli perencana
keuangan walaupun dalam keadaan defisit,selalu ada jalan keluarnya
yaitu cara pertama dengan menambah penghasilan dan cara kedua yaitu
mengelola penghasilan tersebut dengan mengurangi pengeluaran atau
melakukan penghematan.Atau jika keduanya dilakukan sekaligus akan
lebih baik lagi.Begitu sarannya...
Berhemat
adalah cara yang cukup efektif dalam jangka pendek.Tapi hemat juga
ada batasnya,lagi pula kenaikan harga seperti kondisi saat ini
sepertinya bukan cuma sekali.Maka solusi jangka panjang lebih
tepatnya adalah dengan menambah penghasilan agar tidak lebih besar
pasak daripada tiang.Menambah penghasilan bukan cuma berarti dengan
meminta kenaikan gaji pada atasan atau mencari pekerjaan baru di
tempat lain yang lebih menjanjikan.Itu memang bisa dilakukan tapi
tidak selalu berhasil pada setiap orang.Apalagi saat ini mencari
pekerjaan juga tidak mudah.Dengan berbagai pertimbangan tersebut
diatas dimana kalau menambah penghasilan dari sumber yang ada
sekarang ini dirasa sulit,maka mau tidak mau saya harus mencari
sumber penghasilan yang lain sebagai tambahan.
Pada
dasarnya ada banyak sumber untuk mendapatkan penghasilan.Yang paling
populer sekarang ini adalah dengan membagi sumber pendapatan menjadi
4 kelompok,yaitu bekerja sebagai karyawan seperti saya saat
ini,menjadi pekerja mandiri,pemilik usaha atau menjadi investor.Ke
empat sumber pendapatan tersebut lebih populer dengan sebutan cash
flow quadrant.Yang
menjadi pertanyaannya sekarang adalah bisakah seseorang seperti saya
ini memiliki keempat sumber penghasilan tersebut sekaligus?Jawabannya
kenapa tidak?Sebagai seorang karyawan yang saat ini masih
mengandalkan gaji bulanan,saya bisa menjual keahlian yang saya miliki
di luar jam kantor dan menyisihkan sebagian penghasilan yang saya
dapat tersebut untuk membuka usaha dan berinvestasi.Sudah beberapa
kali saya memanfatkan keahlian yang saya miliki dibidang desain mold
making (desain cetakan
plastik) dengan mengerjakan proyek milik orang lain diluar jam
kantor.Walaupun sifatnya hanya proyek dan tidak mesti setiap bulan
mendapatkannya,tapi pendapatan yang saya terima terbilang cukup
lumayan.Sebagian hasil pendapatan dari proyek tersebut saya
investasikan ke dalam reksadana saham yakni Trim Kapital Plus,produk
reksadana dari Trimegah Sekuritas,salah satu Perusahaan Sekuritas
ternama di Indonesia.
Oh,ya
terkait dengan investasi di reksadana saham ini walaupun sudah ada
niat sejak 5 tahun yang lalu tapi baru terealisasi di akhir tahun
2013 kemarin.Penyebabnya apalagi kalau belum ada dana
tersisa.Kebetulan masa cicilan motor yang saya dapat dari kantor
sudah habis pada akhir tahun 2013,selanjutnya dana yang biasanya saya
gunakan untuk membayar angsuran motor tersebut, saya alihkan untuk
menambah (top up) investasi saya di reksadana saham tersebut setiap
bulannya.Istilahnya Rupiah
Cost Averaging.Harapan
saya dalam jangka panjang,nilai aktiva bersih (NAB) reksadana saya
akan bertambah dan mampu menghasilkan profit.Walaupun kondisi saat
ini,lantai bursa lagi mengalami penurunan indeks IHSG justru ini
kesempatan bagi saya untuk melakukan top up dan suatu saat ketika
kondisi bursa akan rebound
kembali,NAB reksadana saham saya akan naik nilainya.
Selain
melakukan investasi di reksadana saham,saya juga belajar untuk
membuka usaha kecil kecilan,membuka warung kelontong serta menjadi
pengecer tabung gas 3kg maupun 12 kg serta pengecer pulsa elektronik
(pulsa hp maupun pulsa PLN serta pembayaran lainnya).Berbagai
kebutuhan pokok seperti bawang merah,bawang putih,beras,gula
pasir,telur serta gas LPG dan pulsa elektronik sudah menjadi
kebutuhan pokok masyarakat,itulah yang menjadi pertimbangan saya
untuk memulai membuka usaha.Kebetulan disekitar tempat tinggal saya
belum banyak yang berjualan produk tersebut.Kedepannya saya juga
berusaha untuk meng-upgrade warung kelontong tersebut menjadi toko
serta status pengecer LPG menjadi pangkalan LPG maupun agen
pulsa,serta tak menutup kemungkinan menambah jumlah produk dagangan
lainnya.
Sumber
penghasilan saya lainnya adalah menggeluti hobi,yaitu usaha
memelihara burung blackthroat serta kenari.Selain sebagai sebuah
pemenuhan kebutuhan batiniah untuk melepaskan diri dari kejenuhan dan
kelelahan karena rutinitas pekerjaan,memelihara burung blackthroat
dan kenari juga dapat sebagai sumber penghasilan tambahan.Selain
gampang perawatannya karena dapat dikerjakan secara
sambilan,penjualannya juga tidak sulit.Penjualan anak burung lepas
sapih saja harganya sudah ratusan ribu per ekornya,padahal induk
burung dalam sekali bertelur bisa 2-3 butir dengan prosentase menetas
diatas 75%.Untuk penjualan anak burungnya,saya sudah ada pedagang
yang akan membelinya walaupun terkadang saya juga menggunakan sarana
media sosial serta situs penjualan sebagai sarana pemasarannya.
Maraknya
perkembangan situs berbasis blog sekarang ini membuat saya terpincut
juga mencobanya.Awalnya saya memang tidak tahu apa itu dunia blogger
serta sejenisnya.Berkenalan dengan dunia blog ini dimulai tanpa
sengaja setelah saya membuka sebuah situs penulisan keroyokan yang
isinya berbeda dengan situs media online mainstream.Awalnya bingung
sendiri setelah memutuskan bergabung disitus keroyokan tersebut,mau
menulis apa nih.Saya masih ingat betul tulisan pertama saya di bully
habis habisan oleh penulis lainnya karena memang struktur serta alur
peristiwanya amburadul. Yah,namanya baru belajar,tapi itu saya anggap
sebagai kritik yang membangun saja.Untuk memperbaiki berbagai
kelemahan saya dalam hal menulis,setiap hari saya belajar dari
berbagai macam tulisan yang telah di up load dari berbagai penulis di
situs tersebut.Dan ternyata,saat ini blogger pun bisa menjadi profesi
yang menghasilkan pendapatan.Alhamdulillah,gara gara gabung di situs
keroyokan tersebut saya bisa berlibur ke Solo serta berkunjung ke
Pabrik Jamu, dapat hadiah uang tunai serta yang terakhir saya bersama
9 orang teman lainnya mendapatkan kesempatan berlibur ke Bali serta
mengunjungi kapal tanker LPG (VLGC=Very
Large Gas Carrier)
milik Pertamina di lepas pantai Situbundo,Jawa Timur.Kesemuanya itu
saya tidak mengeluarkan ongkos sedikitpun alias gratis bahkan
mendapatkan uang saku.Sebagian hadiah yang saya dapatkan dari hasil
ngeblog
tersebut sedikit banyak dapat membantu keuangan keluarga agar dapur
tetap "ngebul", sebagian lagi saya investasikan di deposito
di BPR.
Selain keuntungan berupa materi,ada keuntungan lainnya dari hasil ngeblog tersebut yaitu bertambahnya teman dari berbagai daerah di Indonesia.Dari awal kenalnya di dunia maya,akhirnya jadi bisa ketemu "kopi darat".
Masih
banyak impian usaha lainnya yang masih mengendap di kepala saya
seperti memelihara kambing serta sapi,menanam cabai maupun membuka
laundry.Mumpung usia saya masih muda,tenaga masih kuat,kesempatan
menambah aset produktif lebih terbuka lebar.Harapannya dengan dengan
memiliki banyak aset produktif tersebut,kelak ketika saya sudah
pensiun atau keluar dari pekerjaan sekarang ini,berbagai aset
produktif itulah yang akan menghidupi keluarga saya.
Melihat
kondisi perekonomian seperti sekarang ini,sudah bukan jamannya lagi
saya menggantungkan diri dari gaji perusahaan tempat saya
bekerja.Karena disebabkan masih tingginya risiko PHK yang menyebabkan
saya kehilangan pekerjaan.Selain itu saya juga tidak lekas puas dan
berhenti berusaha hanya karena sudah bisa bekerja sementara masih
banyak orang yang menggangur,karena bekerja bukan jaminan bisa
mencukupi kebutuhan hidup.Selain itu saya juga tidak berhenti
berusaha hanya karena sudah memiliki usaha yang tidak banyak orang
bisa melakukannya karena usaha terkadang bisa naik dan sebaliknya
juga bisa turun.Begitu juga saya juga tidak lekas puas hanya karena
sudah punya investasi dimana mana,karena tak selamanya investasi itu
aman dan menguntungkan.Namun dengan memiliki sebanyak banyaknya
sumber penghasilan,kalau yang satu nilainya sedang turun,masih bisa
mengandalkan usaha yang lainnya. Kalau yang satu gagal,masih ada
cadangan untuk menutupinya.
Setelah
mendapatkan sumber penghasilan dari berbagai macam cara diatas,hal
kedua yang saya lakukan dalam kondisi gaji "PAS" adalah
mempelajari bagaimana mengelola penghasilan tersebut. Ini penting
karena saya sering melihat banyak orang yang memiliki penghasilan
besar tapi penghasilannya seperti tidak terasa karena selalu habis
dibelanjakan.Sangat penting bagi saya untuk mengetahui bagaimana
mengelola penghasilan yang saya dapatkan.Jangan sampai penghasilan
yang saya dapatkan -entah besar atau kecil-habis begitu saja untuk
membayar berbagai macam pengeluaran pengeluaran yang tidak
perlu.Langkah yang saya ambil adalah saya akan melakukan
prioritas-prioritas pengeluaran yang saya anggap penting sampai pada
pengeluaran yang tidak terlalu penting.Selain itu juga saya akan
mendahulukan kebutuhan daripada keinginan dan mewaspadai pos pos
pengeluaran yang berpotensi menjadi besar bila tidak dijaga dengan
baik.Alhamdulillah saat ini pos pengeluaran saya terutama cicilan
utang sudah tidak ada lagi setelah terakhir cicilan motor yang lunas
di tahun 2013 kemarin.Dengan melakukan pengelolaan penghasilan serta
merinci pos pengeluaran setiap bulannya,saya menghindari terjadinya
defisit keuangan.Karena bila sampai defisit akan menimbulkan berbagai
masalah dalam rumah tangga mulai dari percekcokan,perceraian,harga
diri turun drastis dan sebagainya.
Terkait
perbedaan kebutuhan dan keinginan,tidak ada batasan yang pasti untuk
menentukannya. Mengutip dari bukunya Pak Safir Senduk yang berjudul
"Siapa Bilang Jadi
Karyawan Ngak Bisa Kaya"
yang diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo,perbedaan kebutuhan
dan keinginan adalah dari
segi bahasa, “butuh"
adalah kata sifat yang menunjukkan bahwa kita memang harus melakukan
satu hal (apa pun itu) karena memang di-“butuh”-kan.
Misalnya, membayar ini atau membayar itu yang memang menjadi
kebutuhan.Sebaliknya, “ingin”
menunjukkan bahwa tindakan yang kita lakukan lebih karena kita memang
meng-“ingin”-kannya.Pada
kenyataannya, “butuh”
dan “ingin”
juga memiliki perbedaan-perbedaan lain yang sering kali tidak kita
sadari sehingga kita sering melanggarnya.
Pertama,“butuh”
adalah satu hal yang harus kita prioritaskan, sementara “ingin”
bisa dilakukan dilakukan setelah yang “butuh” terpenuhi.Namun
faktanya kebanyakan kita sering kali memakai gaji untuk hal-hal yang
memang kita “inginkan”
terlebih dahulu sebelum membeli hal-hal yang kita
“butuhkan”.
Jadi, pantas saja banyak orang yang sudah kehabisan uang bahkan
sebelum mereka membeli kebutuhan-kebutuhannya. Ini terjadi karena
mereka mendahulukan keinginan daripada kebutuhan.
Kedua,
“butuh”
umumnya ada batasnya, tapi “ingin” biasanya tidak. Kebutuhan
membeli sembako, membayar transportasi, pulsa HP, pasti ada batasan
rupiahnya,jumlahnya pasti segitu-gitu
saja.
Akan tetapi, “ingin”, biasanya tidak ada batasnya.Apa pun yang
Anda lihat di toko atau mal saat ini bisa jadi Anda inginkan.Bahkan
setiap kali Anda datang ke toko atau ke mal, setiap kali itu juga
biasanya
keinginan Anda untuk membeli jadi besar. Tidak ada jaminan bahwa
keinginan Anda setiap bulan akan terus sama jumlahnya kalau dilihat
dari rupiahnya.Bisa jadi lebih besar pada bulan tertentu, menurun di
bulan depannya,tapi meningkat dua kali dibanding bulan pertama pada
bulan ketiga. Jadi, kenapa gaji Anda sering kali habis?Pada beberapa
kasus adalah karena kita, selain mendahulukan keinginan daripada
kebutuhan, juga memiliki keinginan tidak terbatas. Padahal, kalau
hanya difokuskan pada kebutuhan, biasanya gaji kita masih cukup.
Ketiga,
“butuh”
biasanya tidak selalu kita “inginkan”
dan “ingin”
biasanya tidak selalu kita “butuhkan”.
Apa pun yang kita beli karena kita butuhkan seperti sembako,pulsa HP,
membayar telepon,listrik, dan seterusnya tidak selalu kita
inginkan.Beberapa di antaranya bahkan tidak kita inginkan sama
sekali, tapi karena kita butuh,ya
kita
beli.Sebaliknya, barang-barang yang kita beli
karena
memang “ingin”,
kadang-kadang tidak selalu kita butuhkan, tapi toh
kita
beli juga karena memang kita ingin.Baju bagus misalnya (padahal baju
kita sudah penuh sampai satu lemari), HP keluaran terbaru, atau
hal-hal semacam itu.
Jadi,pertimbangkan
secara matang sebelum kita membeli sesuatu,apakah barang tersebut
memang menjadi kebutuhan kita atau sekedar mewujudkan keinginan kita.
Tak
lupa juga saya harus menyisihkan sebagian pendapatan bulanan saya
untuk mempersiapkan biaya pendidikan bagi kedua anak saya.Anak
pertama saya sekarang ini sudah duduk di kelas 4 SD, tahun 2018 sudah
masuk SMP,tahun 2021 masuk SMA dan tahun 2024 masuk perguruan tinggi.
Sementara adiknya saat ini baru berumur 2 tahun,pada tahun 2018
masuk TK,tahun 2020 sudah masuk SD,tahun 2023 masuk SMP,tahun 2026
masuk SMA dan tahun 2029 masuk perguruan tinggi. Dipastikan pada
tahun tahun tersebut saya harus menyediakan uang tunai untuk biaya
anak masuk sekolah.Seperti kita ketahui bersama,dari tahun ke tahun
biaya pendidikan ini selalu meningkat. Bila tidak saya siapkan sedini
mungkin,bila waktunya membayar biaya masuk sekolah tiba saya akan
kerepotan sendiri.Nah,agar beban keuangan saya tidak terlalu berat di
tahun tahun tersebut, saya memilih produk tabungan pendidikan sebagai
persiapan biaya pendidikan kedua anak saya tersebut.Pertimbangannya
nominal setoran bulanannya yang fleksibel dan saya masih mampu
membayarnya.Kebetulan bank tempat pay roll gaji bulanan saya
ditransfer mempunyai produk tabungan pendidikan dan telah dilengkapi
dengan proteksi asuransi.Jadi jika saya mengalami risiko
kematian,pembayaran bulanannya akan diteruskan oleh pihak asuransi
sampai jatuh tempo.Selain itu dengan memanfaatkan fasilitas autodebet
di awal bulan,saya tidak perlu repot harus menyetor sendiri ke bank
atau mentransfer lewat ATM setiap bulannya serta mendisplinkan diri
untuk menabung.
Seiring
bertambahnya usia saya,berbagai risiko siap menghadang di depan
mata.Risiko kecelakaan, kematian,musibah pada rumah,musibah di tempat
kerja,PHK atau sakit yang membutuhkan biaya pengobatan yang besar
seperti jantung,kanker,stroke,diabetes dan lain sebagainya.Jika
berbagai risiko tersebut sampai menimpa saya sedangkan saya tidak
punya perlindungan,maka dana yang terkumpul untuk masa depan anak
bisa saja habis terkuras bahkan asset yang saya miliki seperti
tanah,rumah,tabungan ataupun emas bisa juga habis terjual. Disinilah
saya mulai berpikir bahwa saya perlu memiliki proteksi asuransi
seperti asuransi jiwa,asuransi kesehatan maupun asuransi
kerugian.Dari berbagai perusahaan asuransi yang ada di Indonesia,saya
memilih PT Sun Life Financial Indonesia dan sejak tahun 2008 saya
sudah menjadi nasabahnya dengan mengambil produk unitlinknya.Dana
Xtra Aggressive menjadi pilihan investasi saya dengan premi tahunan
dengan masa pembayaran premi selama 8 tahun.Unitlink ini gabungan
antara asuransi jiwa dan investasi.Komposisi aset dari Dana Xtra
Aggressive adalah 89.83 % ditempatkan di saham unggulan dan 10.17%
ditempatkan di pasar uang.Selama tahun 2014 kemarin,Dana Xtra
Agressive telah memberikan imbal hasil sebesar 26.70 % atau 4.41%
diatas tolok ukurnya yaitu IHSG.
Kenapa
saya memilih Sun Life?Ada beberapa alasan diantaranya adalah reputasi
Sun
Life Financial sebagai organisasi jasa keuangan internasional
terkemuka yang menyediakan aneka produk asuransi dan wealth
management untuk
nasabah individu dan korporat.Beragam produk proteksi dan pengelolaan
kekayaan mulai dari asuransi jiwa,pendidikan,kesehatan dan
perencanaan hari tua tersedia.Didirikan
pada 1865,Sun Life Financial dan para mitranya saat ini beroperasi di
pasar utama dunia yaitu Kanada,Amerika Serikat,Inggris,Irlandia,Hong
Kong,Filipina,Jepang,Indonesia, India,China,Malaysia,Vietnam dan
Bermuda.Sedangkan di Indonesia,Sun Life hadir pada tahun 1995.Dari
sisi laporan keuangan perusahaan ini menunjukkan kondisi yang sangat
baik yaitu per 30 Juni 2015, tingkat Risk Based Capital/RBC
(konvesional) Sun Life Financial Indonesia adalah 664 %. Angka ini
jauh melampaui ketentuan minimal yang ditetapkan oleh pemerintah
yakni 120 persen.
Sedangkan
tingkat Risk Based Capital/RBC di bagian Syariah adalah 122%,
jauh lebih tinggi dari persyaratan pemerintah yaitu 30%.Total aset
kedua bagian tersebut adalah Rp 6.14 Triliun.
Didukung
jalur distribusi yang kuat yang terdiri dari 93
kantor
pemasaran konvensional dan 43
kantor
pemasaran syariah di 58
kota
di seluruh Indonesia dengan jumlah agen lebih dari 9000 agen.Selain
itu juga didukung
oleh lebih dari 200 telemarketer
yang
tersebar di berbagai call
center di
jaringan kemitraan.Sedangkan di bisnis asuransi syariah,unit
bisnis syariah di Sun Life dibentuk pada Desember 2010 dan jalur
distribusi agency khusus syariah beroperasi pertama kali pada Maret
2014.Sun Life merupakan perusahaan asuransi jiwa pertama di Indonesia
yang memisahkan distribusi unit bisnis konvensional dan
syariah.Selain itu,Sun Life memberikan kemudahan kepada nasabahnya
dalam pembayaran setoran preminya dengan menggunakan virtual account
di bank CIMB Niaga.
Sebagai
penutupnya,bahwa profesi apapun baik sebagai
karyawan,profesional,pengusaha serta investor memiliki peluang yang
sama untuk menjadi kaya asalkan tahu bagaimana mengelola
penghasilannya.Memang keberhasilan
dalam mengelola keuangan ini sering kali sangat membutuhkan
pengorbanan.Salah satunya adalah mengubah cara berpikir dan yang
paling penting adalah segera bertindak.Karena
kata "belajar"
dan
"melakukan"
adalah
dua hal yang sangat berbeda.Banyak orang yang lebih senang
belajar,belajar dan belajar,tapi ketika harus melakukan apa yang
dipelajari, eit
nanti dulu.Udah
enak-enak
di kondisi yang sekarang, eeeh,
malah disuruh melakukan hal lain yang mengganggu rasa nyaman yang
biasa didapat…..Jadi
bagaimana dengan pengelolaan keuangan anda,sudahkah anda mengelolanya
dengan bijak agar mimpi anda bisa terbeli?
No comments:
Post a Comment